POSKOTA.CO.ID - Perkembangan teknologi digital telah membuka peluang bagi berbagai inovasi keuangan, termasuk dompet digital seperti DANA. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, pengguna juga harus mewaspadai potensi kejahatan siber yang semakin marak.
Salah satu modus penipuan yang kerap terjadi adalah penyebaran tautan palsu yang mengatasnamakan program saldo DANA Kaget.
Modus Penipuan Link Palsu DANA Kaget
Belakangan ini, banyak pengguna menerima pesan melalui WhatsApp, SMS, atau media sosial yang mengklaim memberikan saldo DANA gratis melalui tautan tertentu. Sayangnya, banyak dari tautan tersebut bukanlah situs resmi, melainkan jebakan yang dirancang untuk mencuri data pribadi atau mengelabui korban agar memberikan informasi sensitif.
Cara Membedakan Link Asli dan Palsu
Agar tidak menjadi korban penipuan, penting untuk mengenali perbedaan antara tautan resmi dan tautan palsu. Berikut beberapa ciri link DANA Kaget yang asli:
- Hanya menggunakan format resmi https://link.dana.id/...
- Dapat diakses langsung melalui aplikasi DANA
- Memerlukan login akun DANA sebelum klaim saldo dapat dilakukan
- Sebaliknya, link palsu biasanya memiliki tanda-tanda berikut:
- Menggunakan domain yang mirip tetapi tidak resmi (contoh: dan4a.com bukan dana.id)
- URL yang mengandung angka atau karakter aneh
- Tidak menggunakan protokol keamanan HTTPS
- Tidak menampilkan ikon gembok di bilah alamat browser
- Dikirim oleh nomor atau akun yang tidak dikenal melalui media sosial atau pesan instan
Taktik Penipuan yang Sering Digunakan
Pelaku kejahatan siber memiliki berbagai cara untuk menipu korban. Berikut beberapa modus yang sering digunakan:
1. Meminta Data Pribadi
Penipu sering kali meminta informasi sensitif seperti nomor KTP, rekening bank, atau kata sandi dengan alasan untuk memproses klaim hadiah.
2. Iming-Iming Hadiah Besar
Jika menerima pesan yang menawarkan saldo gratis dalam jumlah besar tanpa alasan yang jelas, berhati-hatilah karena bisa jadi itu adalah jebakan.
3. Membuat Korban Panik
Penipu sering kali menambahkan unsur urgensi, misalnya menyatakan bahwa saldo hanya bisa diklaim dalam beberapa menit agar korban segera mengklik tautan tanpa berpikir panjang.
4. Bahasa yang Tidak Profesional
Pesan atau situs palsu sering mengandung kesalahan ejaan atau tata bahasa yang buruk, yang menjadi indikasi bahwa itu bukan dari sumber resmi.
5. Meminta Pembayaran di Muka
Modus lain yang sering terjadi adalah meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu sebelum bisa menerima hadiah yang dijanjikan.