Mereka menilai bahwa tagar #KaburAjaDulu bukan sekadar tren biasa, melainkan bentuk kejujuran dan luapan keresahan terhadap realitas kehidupan di Indonesia.
Salah satu pengguna Instagram, @nadixxx, menulis dalam kolom komentar, "Pak stafsus itu hastag adalah sindiran. Adalah uneg-uneg, adalah suara hati. Lah kok disuruh bernada positif, ini sekolah di mana sih kok pada nggak nyambung?"
Baca Juga: Raffi Ahmad Tengok Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sikapnya Disorot Netizen
Tak hanya itu, seorang pengguna lainnya dengan akun @okkixxxx memberikan komentar tajam dengan menuliskan, "#PergiMigranPulangDipalakPajak."
Sementara itu, @rajexxx menyoroti bahwa Raffi seharusnya lebih fokus pada akar permasalahan yang membuat tagar ini muncul daripada sekadar mengubah frasa dalam tren tersebut.
"Masih aja bahas hastag? Harusnya bahas kenapa tuh hastag bisa ada! Malah nambahin hastag baru, wkwkwk udah #KaburAjaDulu."
Tagar #KaburAjaDulu pertama kali muncul sebagai bentuk protes terhadap situasi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia.
Banyak anak muda merasa bahwa bekerja di luar negeri adalah solusi terbaik untuk mencapai kestabilan finansial dibandingkan bertahan di dalam negeri yang penuh dengan tantangan.
Menurut data yang diungkap oleh Raffi Ahmad, saat ini sudah ada sekitar 10 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.
Dari jumlah tersebut, sekitar lima juta orang telah terdaftar secara resmi, sementara sisanya belum memiliki dokumen resmi yang dapat melindungi hak-hak mereka sebagai pekerja migran.