Sebelumnya, banyak menteri dan pemangku kebijakan yang juga turut mengomentari tren yang diinisiasi oleh kaum muda tersebut.
Menariknya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) malah memiliki perbedaan pandangan dalam menyikapinya.
Baca Juga: Raffi Ahmad Ingin Ubah Tren 'Kabur Aja Dulu', Netizen: Bukan Tagar yang Salah, tapi Kebijakannya!
Menaker Yassierli Sebut Tantangan bagi Pemerintah
Dalam keterangannya, Menaker Yassierli mengungkapkan bahwa tren #KaburAjaDulu merupakan bentuk aspirasi masyarakat dan akan menjadi tantangan bagi pemerintah.
“Ini tantangan buat kami kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs, itu yang kemudian menjadi catatan kami,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Senin, 17 Februari 2025.
Dia mengungkapkan meski ada banyak peluang bekerja di luar negeri, namun dia yakin bahwa tujuan masyarakat ke negara lain untuk meningkatkan kemampuan.
“Kemudian kembali ke Indonesia bisa membangun negeri, ya tidak masalah,” kata Menaker Yassierli dengan meyakinkan.
Baca Juga: Viral 'Kabur Aja Dulu', Berikut 5 Program Kerja di Luar Negeri yang Bisa Dicoba
Menteri ATR Nusron Wahid: Kurang Sikap Patriotik
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid mengatakan, tren itu seolah menunjukkan kurangnya sikap patriotik terhadap tanah air.
“Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu, itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama,” kata Nusron di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Nusron menuturkan, kabur ke luar negeri bukan menjadi solusi bersama, karena menurutnya, persoalan yang ada harus diselesaikan.
“Kalau kemudian hopeless (hilang harapan) gitu, seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan, ya mohon maaf, kurang cinta terhadap tanah air. Jadi, kalau ada masalah ayo kita selesaikan. Masyarakat, pemerintah, siap berdialog,” ucap Nusron.