Efisiensi anggaran masih menjadikan perbincangan dengan beragam sudut pandang. Yang namanya pemangkasan, tentu akan berpengaruh.
Namun, ibarat pohon, tidak semua pemangkasan akan menghambat pertumbuhan. Jika yang dipangkas benalu, cabang atau ranting yang rusak, pertumbuhan akan semakin kuat.
Dalam efisiensi anggaran, seperti diberitakan, pihak istana menyebutnya untuk membuang ‘lemak’, bukan otot penggerak pemerintahan.
“Ibarat tubuh manusia, jika kelebihan lemak tidaklah baik, acap dikatakan berat badan tidak ideal dengan tinggi badan sehingga sering disebut kegemukan,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Tetapi bukankah lemak itu dibutuhkan oleh tubuh kita karena mendukung fungsi berbagai organ tubuh,” kata Yudi.
“Iya juga. Menurut ilmu kesehatan, lemak itu berperan sebagai sumber energi, menjaga suhu tubuh tetap hangat serta membantu penyerapan berbagai jenis vitamin dan mineral,” tambah Heri.
“Tapi ingat, tidak semua lemak itu baik untuk kesehatan tubuh. Ada juga lemak jahat yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan seperti menimbulkan penyakit, bila dikonsumsi secara berlebihan. Itu yang disebut lemak jenuh,” jelas mas Bro.
“Berarti efisiensi itu memangkas anggaran yang memang tidak dibutuhkan, bagaikan membuang membuang lemak jenuh ya,” kata Heri.
“Maknanya tanpa anggaran dimaksud program prioritas pemerintah tetap jalan dan berkembang. Program – program pro- rakyat terus bergerak. Pelayanan publik makin dilirik, subsidi kepada rakyat miskin tidak dikurangi. Bantuan sosial kian fenomenal, “ kata mas Bro.
“Dengan membuang lemak jenuh diharapkan semakin energik dan lincah bergerak mencapai tujuan,” urai Heri.
“Yang terpenting jangan membuang semua lemak yang ada. Jika itu yang dilakukan dikhawatirkan akan kekurangan energi, serapan vitamin kurang maksimal, tubuh pun menjadi lemah,” kata Yudi.