Presiden menjelaskan, anggaran pemerintah yang ada saat ini hanya cukup untuk memperbaiki sekitar 20 ribu sekolah saja. Sementara masih ada 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Karenanya, Prabowo mengaku ingin memangkas anggaran perjalanan dinas hingga perjalanan keluar negeri yang biasa dilakukan oleh para pejabat negara.
Sindir Kebiasaan Jalan-jalan Pejabat
Untuk melaksanakan tujuan tersebut, presiden bahkan mengatakan jika perlu dalam satu periode kepemimpinannya tak usah ada yang ke luar negeri kecuali tugas negara.
"Tugas belajar boleh, tugas atas nama negara boleh, jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan, kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri," tegasnya.
Dia juga memberi penjelasan mengapa dirinya sering melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, padahal sedang menjalankan kebijakan efisiensi anggaran.
"Loh, Presiden Prabowo sering keluar negeri? Saya diundang sebagai kepala negara dalam konferensi konferensi yang penting, oleh negara-negara yang penting, dan saya mewakili bangsa untuk mengamankan kepentingan bangsa," tandasnya.
Baca Juga: Diperintah Presiden Prabowo, TNI AL Siap Bongkar Pagar Laut Target 10 Hari
Kebijakan efisiensi anggaran tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.
Di dalamnya terdapat target pemerintah yakni dapat melakukan total penghematan anggaran negara sebesar Rp306,69 triliun.
Rinciannya, Rp256,1 triliun berasal dari belanja kementerian/lembaga (K/L) dan Rp50,59 triliun dari dana transfer ke daerah.