Business Proposal Versi Indonesia Jadi Film Pertama yang Kena Dampak Cancel Culture, Simak Penjelasannya di Sini

Senin 10 Feb 2025, 12:02 WIB
 Business Proposal versi Indonesia jadi 'korban' cancel culture. (Sumber: Selfyourselves.id)

Business Proposal versi Indonesia jadi 'korban' cancel culture. (Sumber: Selfyourselves.id)

POSKOTA.CO.ID - Gara-gara perkataanya, membuat film Business Proposal versi Indonesia tidak banyak ditonton oleh khalayak, ini dikarenakan cancel culture yang dilakukan pertama kalinya.

Melansir dari The New York Post, cancel culture adalah fenomena untuk mengajak menolak seseorang, merek, acara hingga film.

Atau juga dapat diartikan sebagai bentuk ketika masyarakat telah menghukum orang karena berperilaku di luar norma sosial yang berlaku.

Baca Juga: Viral Film A Business Proposal versi Indonesia Abidzar Dihujat Netizen Hingga Ratingnya Anjlok dan Sepi Peminat

Efek Cancel Culture

Dilansir dari akun milik @alan, di hari penayangannya pada 6 Februari 2025, Business Proposal hanya berhasil mengumpulkan sekitar 6800-an penonton.

"Bayangin bos, cuma enam ribuan penonton. Ternyata cancel culture itu bisa diterapkan di Indonesia, gara-gara siapa?." Kata @alan dikutip 10 Februari 2025.

Dia juga mengatakan, semua ini gara-gara pemeran utamanya yang menyebabkan orang-orang tidak mau nonton filmnya.

"Buat siapa pun terutama artis, public figure kalau mau promosi film, kalau mau main film ya omongannya dijaga. Hati-hati dalam berbicara." Jelasnya.

Baca Juga: Ariel Tatum Ngaku Tidak Suka Salaman dengan Orang Lain Karena Bakteri, Nama Nagita Slavina Ikut Terseret

Makna Cancel Culture

Perlu kamu tahu, dari cancel culture ini terdapat banyak perdebatan tentang maknanya, termasuk apakah itu cara untuk meminta pertanggungjawaban orang, taktik untuk menghukum orang lain, atau campuran keduanya.

Cancel culture ini berasal dari bentuk wacana publik baik online maupun online. Menurut insider, cancel culture menjadi kesadaran kolektif sekitar 2017 setelah adanya gagasan penolakan selebriti karena tindakan atau pernyataan yang bermasalah.

Berita Terkait
News Update