Viral, Guru di Lamongan Gebrak Meja saat Siswa Protes Tak Bisa Ikut SNBP

Jumat 07 Feb 2025, 11:59 WIB
Momen seorang guru gebrak meja saat siswa protes soal SNBP. (Sumber: Tangkap Layar TikTok/@lamongan_menyala)

Momen seorang guru gebrak meja saat siswa protes soal SNBP. (Sumber: Tangkap Layar TikTok/@lamongan_menyala)

LAMONGAN, POSKOTA.CO.ID - Viral di media sosial aksi seorang guru yang memperlihatkan amarahnya ketika para siswa mempertanyakan terkait data Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) yang hilang.

Seorang guru MAN 1 Lamongan, Jawa Timur itu beberapa kali menggebrak meja dan membentak para siswanya yang menanyakan soal data mereka untuk daftar SNBP 2025 hilang.

Melansir dari akun TikTok @lamongan_menyala memperlihatkan sebuah video saat salah satu guru tersebut menjelaskan alasan data hilang sambil menggunakan nada tinggi.

Kejadian itu diketahui terjadi pada Sabtu, 31 Januari 2025. Para siswa protes lantaran mempertanyakan data eligible yang dinyatakan layak atau memenuhi syarat mengikuti SNBP.

Baca Juga: Lalai Tak Isi PPDS, Guru SMAN 1 Mempawah Salahkan Banjir usai Didemo Siswa Gagal Ikut SNBP

Para siswa yang ingin mengikuti SNBP protes lantaran data siswa tidak bisa diinput oleh sistem. Akibatnya, puluhan siswa MAN 1 Lamongan tidak dapat mengikuti tes SNBP.

"Jadi mengapa tidak bisa masuk kenapa Bu?," tanya salah seorang siswa yang dikutip Poskota pada Jumat, 7 Februari 2025.

Alih-alih akan mendapatkan penjelasan dengan menenangkan para siswa, guru tersebut justru berbicara dengan nada tinggi hingga terus-menerus menggebrak meja di depan para siswa.

Hal itu yang membuat suasana di dalam kelas semakin tegang. Terdengar suara para siswa yang semakin menangis ketika mendengarkan penjelasan guru tersebut dengan nada tinggi dan gebrak meja.

Baca Juga: KPAD Kota Bekasi Beri Pendampingan Dua Santri Korban Asusila Guru Ngaji

Diketahui, sedikitnya 22 siswa di sekolah tersebut yang tercatat tidak masuk dalam daftar data siswa atau eligible yang dapat mengikuti tes SNBP.

Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah mengatakan bahwa sekolah telah memberikan teguran kepada guru terkait.

Ia mengatakan bahwa permasalahan itu hanya dalam penyampaian komunikasi yang pada saat itu terjadi emosi antara guru dan siswa.

"Tindakan bullying atau verbal kepada siswa yang dilakukan oknum tidak terulang kembali. Kami juga mengingatkan siswa agar mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah," kata Endah.

Baca Juga: Cabuli Kakak Beradik, Oknum Guru Ngaji di Bekasi Ditangkap

Terkait data eligible yang hilang, sebanyak 22 siswa tidak bisa mengikuti SNBP itu masih bisa mengikuti seleksi masuk ke Perguruan Tinggi melalui jalut span atau OTPK.

Berita Terkait
News Update