JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menyoroti maraknya penipuan yang memanfaatkan Kecerdasan buatan atau atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.
Hal ini tidak terlepas dari lambannya pemerintah dalam menyikapi kemajuan teknologi sebagai upaya antisipasi tindak kejahatan.
"Ya sulit (antisipasi). Kita ini kan dari dulu soal teknologi engga pernah dipersiapkan, enggak pernah ada yang mau didik masyarakat terkait teknologi, apalagi AI," ujar Ardi Sutedja kepada Poskota, Jumat, 7 Februari 2025.
Ardi menilai selama ini pemerintah membiarkan masyarakat belajar sendiri bak autopilot. Sehingga ketika ada masyarakat yang menjadi korban tindak kejahatan yang menggunakan teknologi AI, seperti deepfake video, baru tersadar. Sehingga situasinya sudah terlambat, hal ini merujuk dengan maraknya penipuan berbasis teknologi.
Baca Juga: 22 Kementerian Baru Bakal Buka Formasi Saat Rekrutmen CPNS 2025, Peluang Karier di Pemerintahan
"Kita dibiarkan kayak autopilot aja, belajar sendiri jika kena masalah saru sadar bahwa mereka gak ngerti apa-apa. Ini kan soal sudah mental Pemerintah selalu mengantisipasinya terlambat," keluh Ardi.
Menurut Ardi, pengungkapan tindak pidana penipuan berbasis AI yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH) itu dilakukan setelah adanya korban. Sementara, dia meyakini, banyak masyarakat rentan atau yang awam terhadap teknologi menjadi korban. Tidak hanya menjadi korban penipuan menggunakan video deepfake pejabat negara, tapi juga kejahatan berbasis teknologi lainnya.
"Masih banyak korban. Jadi bicara antisipasi saya rasa saat ini memang nggak mudah, karena ini ada banyak faktor yang harus dilakukan," terang Ardi
Lebih lanjut, kata Ardi, salah satu yang bisa dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah melalui pendidikan. Semestinya sejak di bangku sekolah masyarakat harus diajarkan terkait teknologi. Bahkan, kata dia, tidak hanya pelajar di berbagai jenjang pendidikan atau mahasiswa saja tapi orang tua juga harus belajar mengenal teknologi.
"Sekarang kan orang latah, orang ngomong handphone semua ngomong handphone, orang ngomong AI semuanya ngomong AI, padahal nggak ngerti apa itu AI," kritik Ardi.