POSKOTA.CO.ID - Saat ini, harga Bitcoin berada di Rp 1.603.128.590 dengan perubahan sebesar 0,31%. Market cap Bitcoin mencapai Rp 33.034 triliun dengan volume trading harian sebesar Rp 1.590 triliun.
Dengan suplai beredar sekitar 19.797.675 BTC, banyak investor bertanya-tanya apakah harga Bitcoin akan kembali melonjak atau justru turun lebih dalam.
Untuk memahami potensi pergerakan harga Bitcoin ke depan, kita dapat mengacu pada beberapa indikator utama yang sering digunakan oleh para analis dan investor.
1. Grafik Pelangi Bitcoin (Rainbow Chart)
Grafik Pelangi Bitcoin atau Rainbow Chart adalah alat analisis jangka panjang yang menggunakan kurva pertumbuhan logaritmik. Grafik ini berfungsi untuk menilai apakah Bitcoin sedang undervalued, overvalued, atau berada di titik penting.
Menurut analisis Lookonchain, grafik terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin masih berada dalam jalur pertumbuhan yang sehat. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa BTC berpotensi mencapai harga lebih dari $250.000 pada siklus ini.
2. Indeks Kekuatan Relatif (RSI)
Indeks Kekuatan Relatif (Relative Strength Index / RSI) adalah indikator teknikal yang membantu mengidentifikasi apakah Bitcoin sedang overbought atau oversold. RSI berkisar antara 0-100, dengan nilai:
- Di atas 70: Overbought (kemungkinan harga turun)
- Di bawah 30: Oversold (kemungkinan harga naik)
Saat ini, RSI Bitcoin berada di angka 75,56. Hal ini mengindikasikan bahwa Bitcoin mungkin sudah cukup jenuh beli (overbought) dan berpotensi mengalami koreksi dalam waktu dekat.
3. Heatmap Rata-Rata Pergerakan 200 Minggu (200W MA)
Trader sering menggunakan 200W MA sebagai level support atau resistance. Heatmap ini menggambarkan momentum pasar jangka panjang.
Saat ini, warna pada heatmap menunjukkan bahwa Bitcoin masih berada dalam fase pertumbuhan dan belum mencapai puncaknya. Ini berarti ada potensi kenaikan lebih lanjut sebelum terjadi koreksi besar.
4. Coin Days Destroyed & CVDD
Metrik Coin Days Destroyed (CDD) menghitung berapa lama Bitcoin bertahan di dompet sebelum dipindahkan. Sedangkan Cumulative Value Days Destroyed (CVDD) menggabungkan data tersebut untuk menentukan kapan Bitcoin undervalued atau overvalued.