Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan sistem agregasi data atau delay dalam pembaruan informasi dari sumber yang digunakan Google.
Meski demikian, para pelaku pasar diimbau untuk selalu mengecek nilai tukar dari sumber resmi seperti Bank Indonesia atau platform keuangan terpercaya sebelum mengambil keputusan bisnis atau investasi.
Kesalahan informasi seperti ini bisa berpotensi menimbulkan kepanikan di kalangan pelaku pasar dan masyarakat umum.
Baca Juga: Cara Amankan Data Pribadi di Ponsel Anda dari Penyadapan Hacker
Pergerakan Mata Uang Asia
Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia juga terpantau melemah terhadap dolar AS pada perdagangan terakhir. Yen Jepang turun 0,213%, dolar Hong Kong melemah 0,015%, dan won Korea Selatan terdepresiasi 0,5%.
Di kawasan ASEAN, dolar Singapura turun 0,117%, peso Filipina melemah 0,08%, ringgit Malaysia merosot 1,32%, sedangkan baht Thailand menjadi satu-satunya yang menguat tipis sebesar 0,04%.
Dengan adanya kejadian ini, masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dan mengandalkan sumber informasi resmi dalam memantau pergerakan nilai tukar.