Kurs Rupiah Menguat Jadi Rp8.170, BI: Kami Sedang Mengontak Pihak Google

Sabtu 01 Feb 2025, 19:41 WIB
Tampilan laman Google yang menunjukkan kurs rupiah sangat berbeda dibandingkan dengan data resmi di pasar. Bank Indonesia tengah menghubungi pihak Google untuk mendapatkan klarifikasi. (Sumber: Istimewa)

Tampilan laman Google yang menunjukkan kurs rupiah sangat berbeda dibandingkan dengan data resmi di pasar. Bank Indonesia tengah menghubungi pihak Google untuk mendapatkan klarifikasi. (Sumber: Istimewa)

POSKOTA.CO.ID - Kejadian tak biasa dalam tampilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) di laman Google pada Sabtu, 1 Februari 2025 sore.

Kurs rupiah tiba-tiba terlihat berada di angka Rp8.170,65 per USD pada pukul 18.33 WIB. Padahal, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah justru melemah dan ditutup di level Rp16.305 per USD.

Perbedaan data yang cukup mencolok ini pun langsung menjadi perhatian publik dan juga Bank Indonesia (BI). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menghubungi Google untuk mencari tahu penyebab ketidaksesuaian tersebut.

"Iya, kami sedang kontak pihak Google-nya, karena di Bloomberg angkanya masih wajar," ujar Ramdan.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Anjlok Rp8.170 per Dolar AS, Tanda Menguat atau Google Error?

Kurs Rupiah di Pasar Spot Masih Lemah

Sementara itu, di pasar spot, rupiah tercatat melemah 0,82 persen pada akhir pekan ini. Rupiah juga sempat melemah 0,30 persen dalam perdagangan hari Jumat, 31 Januari 2025.

Selain itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tercatat turun 0,69 persen dalam sepekan terakhir dan kini berada di level Rp16.312 per USD.

Mata Uang Asia Ikut Melemah

Fenomena pelemahan rupiah ini juga terjadi di berbagai mata uang Asia lainnya. Ringgit Malaysia mengalami pelemahan terdalam sebesar 1,21 persen. Disusul oleh won Korea yang turun 0,57 persen dan yen Jepang yang melemah 0,28 persen.

Mata uang lain seperti dolar Singapura, peso Filipina, dolar Hong Kong, dan rupee India juga mengalami pelemahan meskipun dalam persentase yang lebih kecil.

Namun, ada beberapa pengecualian. Dolar Taiwan dan baht Thailand justru mencatat penguatan masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,12 persen.

Dolar AS Menguat, Pasar Tertekan

Penguatan dolar AS juga menjadi faktor utama yang menekan mata uang lainnya. Indeks Dolar AS (DXY) naik 0,29 persen dan kini berada di level 108,50. Kenaikan ini menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar berbagai mata uang dunia, termasuk rupiah.

Baca Juga: Rp185.000 Saldo Gratis Terisi ke Dompet Elektronik Kamu Hari Ini, Buruan Klik Link DANA Kaget Terbaru 1 Februari 2025

Google Diminta Klarifikasi

Perbedaan signifikan dalam kurs rupiah di Google dibandingkan dengan sumber resmi seperti Bloomberg dan BI tentu menimbulkan pertanyaan besar.

Sejumlah pengguna media sosial juga ramai membicarakan fenomena ini dan mempertanyakan kredibilitas data di mesin pencari tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Google mengenai penyebab tampilan kurs rupiah yang sangat berbeda dari kenyataan di pasar. Bank Indonesia pun masih menunggu klarifikasi lebih lanjut.

Dengan adanya kejadian ini, masyarakat diimbau untuk selalu merujuk pada sumber resmi seperti Bank Indonesia atau Bloomberg dalam melihat nilai tukar rupiah, terutama jika ingin mengambil keputusan terkait transaksi keuangan.

Berita Terkait
News Update