POSKOTA.CO.ID - Bantuan sosial selalu menjadi perhatian masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada program bantuan dari pemerintah.
Memasuki awal tahun 2025, banyak beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa saldo dana bansos tahap 1 sudah cair dengan nominal yang bervariasi, mulai dari Rp400.000 hingga Rp1 juta.
Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah pencairan tersebut memang benar adanya atau hanya sekadar rumor yang belum terverifikasi?
Mengingat pentingnya informasi ini bagi penerima manfaat, perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menyebabkan tindakan yang sia-sia, seperti terburu-buru mengecek saldo di ATM
Baca Juga: Begini Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos BPNT 2025 via Online di Website Kemensos
Ada Saldo Dana Bansos yang Sudah Masuk?
Dilansir dari kanal Youtube Pendamping Sosial, banyak masyarakat yang mengaku telah menerima saldo dana bansos pada Januari 2025 dengan nominal Rp400.000 hingga Rp1 juta.
Namun, sebelum mempercayai informasi ini, penting untuk memahami beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab munculnya saldo di rekening penerima KKS:
Bukan Bantuan Sosial Tahap 1 Tahun 2025
Saldodana yang masuk bukanlah bansos tahap 1 tahun 2025, melainkan pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang seharusnya diberikan pada akhir 2024 tetapi tertunda.
Pemerintah terkadang mengalami keterlambatan dalam proses pencairan, sehingga dana yang seharusnya diterima tahun sebelumnya baru masuk pada awal tahun berikutnya.
Bukan Dana Bansos, Melainkan Transfer Pribadi
Beberapa penerima KKS mungkin menerima transfer dari keluarga, kerabat, atau donatur tanpa mengetahui sumbernya. Karena rekening KKS bisa digunakan untuk transaksi tertentu, terkadang saldo dana masuk bukan berasal dari program bansos pemerintah, melainkan bantuan dari pihak lain.
Informasi yang Belum Terverifikasi
Banyak unggahan di media sosial yang menyatakan bahwa saldo dana bansos sudah cair tanpa bukti yang valid. Informasi seperti ini bisa menyesatkan dan menyebabkan penerima manfaat melakukan pengecekan saldo ke ATM secara sia-sia.
