Enggan Dikaitkan dengan PIK 2, Nelayan Bongkar Bambu Bekas Budidaya Kerang di Tanara Serang

Minggu 26 Jan 2025, 10:08 WIB
Nelayan Desa Pedaleman membongkar patok bekas budidaya kerang hijau dan rumput laut, karena tidak ingin dikaitkan dengan proyek PIK 2. (Sumber: Dok. Nelayan Desa Pedaleman)

Nelayan Desa Pedaleman membongkar patok bekas budidaya kerang hijau dan rumput laut, karena tidak ingin dikaitkan dengan proyek PIK 2. (Sumber: Dok. Nelayan Desa Pedaleman)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Tidak ingin dikaitkan dengan proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, nelayan Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang membongkar pagar laut berupa patok bambu bekas budi daya rumput laut dan kerang hijau.

"Pembongkaran bambu bekas budidaya kerang hijau dan rumput laut ini demi menjaga kondusivitas di pesisir utara Kabupaten Serang khususnya Desa Pedaleman," kata salah seorang nelayan setempat, Sadai, Minggu, 26 Januari 2025.

Sadai menjelaskan, patok bambu itu dipasang sejak 2023 oleh nelayan Desa Pedaleman untuk budidaya kerang hijau dan rumput laut.

"Saya berharap warga untuk tetap tenang jangan mudah terprovokasi dan tetap menjaga kondusivitas keamanan," ujarnya.

Baca Juga: KKP Amankan Bambu Pagar Laut Jadi Barang Bukti, Pembongkaran Bertahap

Senada dengan Sadai, nelayan bernama Holid menjelaskan, pembongkaran patok bambu tersebut guna menghindari prasangka tidak baik dari pihak luar.

"Kami dan teman teman mencabut dan membersihkan patok bambu bekas budidaya rumput laut dan kerang hijau, atas dasar inisiatif sendiri. Kami tidak ingin keberadaan patok bambu dikaitkan dengan proyek PIK 2 yang sedang heboh," kata Holid.

Tokoh masyarakat sekaligus mantan Kepala Desa Pedaleman, Mahyaya mengapresiasi inisiatif nelayan membongkar patok bambu bekas budi daya rumput laut dan kerang hijau secara mandiri.

"Dulunya pemasangan patok bambu untuk budidaya kerang hijau dan rumput laut. Karena tidak dipergunakan lagi, warga nelayan membongkarnya karena khawatir dikaitkan dengan pagar bambu yang ada di daerah Tangerang," tuturnya.

Baca Juga: Pagar Bambu Misterius di Pulau C Reklamasi, Pemprov Jakarta Tak Tahu Pemiliknya

Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tanara, Jayadi mengimbau masyarakat menjaga kondusivitas di tengah isu miring tentang pagar bambu di laut.

Berita Terkait
News Update