Penjelasan mengenai munculnya status alokasi bantuan sosial ini tentu menarik perhatian. Meskipun status tahap pertama untuk Januari-Maret 2025 sudah terlihat di SIKS-NG, proses pencairan masih memerlukan waktu.
Nama-nama KPM yang akan menerima bantuan memang sudah memasuki proses penentuan, tetapi belum semua data siap untuk diverifikasi. Oleh karena itu, perkiraan waktu pencairan masih menjadi tanda tanya.
Selain itu, beberapa penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) juga telah mulai mengunggah bukti pencairan.
Namun, pencairan PIP tersebut untuk alokasi tahun 2024. Hingga saat ini, pencairan tahap pertama PIP 2025 belum dimulai.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan tenggat waktu hingga 31 Januari 2025 bagi peserta didik yang belum mengaktifkan rekening mereka.
Jika aktivasi tidak dilakukan sebelum batas waktu tersebut, dana akan dikembalikan ke kas negara.
Bansos lain seperti bantuan beras 10 kilogram juga belum ada laporan pencairan hingga saat ini. Di seluruh wilayah Indonesia, belum ada surat undangan distribusi yang diterima penerima manfaat.
Meski demikian, pencairan yang dilakukan pada Februari nanti tetap akan dihitung sebagai alokasi untuk Januari.
Berita terkait BLT BBM juga terus menjadi sorotan. Sejak akhir 2024, wacana pemberian BLT BBM sudah ramai diperbincangkan, tetapi hingga saat ini, data penerima masih dalam proses perbaikan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa data tersebut dihimpun dari berbagai sumber seperti DTKS, Pertamina, dan hasil survei Reksos.
Adapun untuk PKH dan BPNT tahap 1 tahun 2025, meski status di SIKS-NG sudah muncul, nama-nama desa dan penerima manfaat baru mulai bisa diakses.
Menu evaluasi komponen dan finalisasi penutupan data masih menunggu proses lebih lanjut. Dalam beberapa minggu ke depan, tanda-tanda pencairan akan semakin jelas jika verifikasi rekening dan SP2D mulai tersedia.