Tidak seperti biasanya, halaman depan kantor Kemendiktisaintek (Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) dipenuhi ratusan pegawai dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Seperti diberitakan, sejumlah lagu kebangsaan pun dilantunkan serentak oleh ratusan ASN seperti Indonesia Raya dan Bagimu Negeri. Tak ketinggalan yel-yel, pembentangan spanduk serta karangan bunga.
Rupanya mereka tidak sedang mengadakan upacara, tetapi menggelar aksi damai menyampaikan tentang ketidakadilan menyusul pemberhentian secara mendadak kepada salah satu pegawai di kementerian tersebut.
Aksi ini pun menarik perhatian publik, utamanya masyarakat yang melewati depan kantor Kemendiktisaintek, kawasan Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.
Kalangan DPR pun merespons untuk mencari tahu penyebabnya, menelusuri sekaligus mengevaluasi terkait aksi damai tersebut.
“Jarang ya ASN kementerian menggelar aksi. Mungkin ini yang pertama kali terjadi, setidaknya era pemerintahan sekarang,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Apa yang menjadi tuntutan?,” tanya Yudi.
“Sepertinya nggak perlu pakai tuntutan segala. Yang penting melalui aksi ini pesan tersampaikan ,” kata Heri.
“Betul juga. Aksi tidak akan berarti jika yang mencuat cuma hebohnya saja, apalagi menimbulkan ketersinggungan pihak lain dan mengganggu ketertiban umum. Yang didapat bukan simpati, tetapi boleh jadi antipati,” kata mas Bro.
“Nyatanya dengan menggelar aksi damai, kalangan DPR sudah memberi tanggapan dan akan menindaklanjuti apa yang terjadi dan mengapa bisa terjadi,” ujar Heri.
“Berarti pesan sudah tersampaikan dengan baik ya. Tinggal menunggu kebijakan lebih lanjut dari pengambil kebijakan dan pemegang kekuasaan. Tentu setelah melalui kroscek terhadap pihak yang terkait, penelusuran dan sejumlah pertimbangan lain,” jelas mas Bro.