Kritik, termasuk dari siswa atau masyarakat umum, adalah bagian dari kontrol publik untuk memastikan dana yang digunakan tepat sasaran.
Langkah Cepat Pemerintah
Di tengah kritik yang muncul, pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dan Istana telah merespons dengan langkah evaluasi cepat.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengonfirmasi adanya insiden keracunan yang melibatkan 40 orang akibat konsumsi ayam marinasi dalam program makan bergizi gratis (MBG).
Dadan mengatakan, seluruh warga yang mengalami keracunan tersebut telah diobati dan kini dalam kondisi baik. "40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur," Saat diwawancara, pada Kamis, 16 Januari 2025.
Dadan mengindikasikan bahwa keracunan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
Respons yang terbuka seperti ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Apresiasi di Tengah Tantangan
Meski menghadapi kritik, banyak pihak yang tetap memberikan apresiasi terhadap keberadaan Program MBG. Langkah ini dianggap sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap pemenuhan gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah di wilayah terpencil atau kurang mampu.
“Program seperti ini sangat bermanfaat, tapi memang perlu kontrol yang ketat, mulai dari pengadaan bahan makanan hingga distribusi di lapangan,” ujar seorang pengamat kebijakan sosial.
Sementara itu, beberapa masyarakat yang telah menerima manfaat dari program ini mengaku terbantu, terutama dalam meringankan beban ekonomi keluarga.
"Anak-anak kami sekarang bisa makan lebih sehat di sekolah, meskipun masih ada yang perlu diperbaiki seperti rasa makanan," kata seorang ibu rumah tangga di Yogyakarta.
Menjaga Fokus pada Tujuan
Meski kritik terhadap rasa makanan dan insiden keracunan cukup mencuri perhatian, penting untuk menjaga fokus pada tujuan utama dari program ini: meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak Indonesia.
Berbagai pihak berharap agar pemerintah tetap konsisten dalam mengevaluasi dan memperbaiki program ini. Tidak hanya dari segi kualitas makanan, tetapi juga dari segi transparansi pengelolaan anggaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan.