POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah melalui program bantuan beras 2025.
Program ini akan mendistribusikan total 60 kg beras per keluarga penerima manfaat (KPM), yang dikemas dalam 6 karung berukuran 10 kg.
Program ini menjadi kelanjutan dari inisiatif yang telah dimulai sejak era Presiden Joko Widodo dan diteruskan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan fokus pada stabilitas pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: KPM Wajib Tahu! Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT Tahap 1 Tahun 2025 dari Hp
Distribusi Bertahap di Tahun 2025
Proses distribusi bantuan beras direncanakan berlangsung selama enam bulan, dimulai dari Januari hingga Februari 2025.
Untuk sisa alokasi empat bulan, pemerintah akan menentukan jadwal berdasarkan pertimbangan logistik dan ekonomi, termasuk menghindari tumpang tindih dengan musim panen raya.
“Distribusi tahap awal berlangsung di Januari dan Februari, sementara penyaluran selanjutnya akan disesuaikan dengan kondisi lapangan,” jelas Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi.
Sasaran Penerima Bantuan
Bantuan beras ini dirancang untuk keluarga berpenghasilan rendah yang telah terdaftar dalam database sosial pemerintah, yaitu Reksosek. Basis data ini mencakup:
- 15,6 juta keluarga dalam kategori kesejahteraan terendah (Sil 1 dan 2).
- 400.000 kepala keluarga perempuan miskin.
- Warga lanjut usia yang tinggal sendiri.
Reksosek sendiri merupakan bagian dari visi “Satu Data Indonesia”, yang memuat informasi sosial ekonomi hampir seluruh penduduk di Indonesia. Dengan data ini, pemerintah dapat memastikan bantuan tepat sasaran.
Stok Beras yang Aman
Untuk mendukung kelancaran program, Perum Bulog telah menyiapkan stok beras dalam jumlah besar. Pada awal Januari 2025, stok beras di gudang Bulog mencapai 2,055 juta ton, dengan tambahan pasokan yang diharapkan masuk saat panen raya pada Maret 2025.
Langkah ini menunjukkan kesiapan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.