POSKOTA.CO.ID - Kementerian Sosial Republik Indonesia mengumumkan perubahan skema pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk tahun 2025.
Perubahan ini berdampak pada jadwal pencairan bantuan yang kini disalurkan setiap tiga bulan, bukan dua bulan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dilansir dari channel YouTube Arfan Saputra Channel pada Rabu, 15 Januari 2025. Dengan skema baru ini, penerima manfaat PKH akan menerima bantuan empat kali dalam setahun.
Detail Besaran Bantuan PKH 2025
Penerima manfaat PKH tahun 2025 mencakup berbagai komponen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berikut adalah rincian besaran bantuan untuk setiap kategori penerima:
- Ibu Hamil: Rp3 juta per tahun atau Rp750.000 per tahap.
- Anak Usia Dini (Balita): Rp3 juta per tahun atau Rp750.000 per tahap.
- Anak Sekolah:
- SD: Rp900.000 per tahun atau Rp225.000 per tahap.
- SMP: Rp1,5 juta per tahun atau Rp375.000 per tahap.
- SMA: Rp2 juta per tahun atau Rp500.000 per tahap.
- Disabilitas Berat: Rp2,4 juta per tahun atau Rp600.000 per tahap.
- Lansia (60 tahun ke atas): Rp2,4 juta per tahun atau Rp600.000 per tahap.
Baca Juga: 3 Daftar Bansos Cair Januari 2025 Lengkap dengan Jadwalnya, Cek Selengkapnya di Sini
Teknis Penyaluran
Bantuan PKH akan disalurkan melalui dua metode:
- Kantor Pos.
- Kartu ATM KKS Merah Putih, yang dapat diakses melalui aplikasi perbankan seperti Livin’ by Mandiri.
Proses Pengecekan Saldo PKH dan BPNT
Pengecekan saldo bantuan dapat dilakukan melalui aplikasi perbankan resmi. Hingga 14 Januari 2025, beberapa penerima melaporkan belum ada pencairan untuk periode pertama tahun ini.
Meski demikian, pencairan sebelumnya pada Desember 2024 telah diterima, termasuk untuk komponen pendidikan.
Kriteria Penerima PKH
Kriteria penerima manfaat PKH tahun ini mencakup:
- Komponen Kesehatan: Ibu hamil dan anak usia dini.
- Komponen Pendidikan: Anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA/sederajat.
- Komponen Kesejahteraan: Lansia dan penyandang disabilitas berat.
Masyarakat penerima manfaat diharapkan bersabar menunggu pencairan bantuan pertama tahun ini. Perubahan data acuan penerima juga sedang dilakukan untuk memastikan distribusi yang lebih tepat sasaran.