"Biasanya nih, kita sehari 20 kilogram cabai, sekarang cuma 5 atau 8 kilogram, drastis lah (penurunannya)," ucap Uki.
Melonjaknya harga cabai, membuat penjualannya anjlok, ia menaksir mengalami 50 persen penurunan penjualan bila dibandingkan dengan pada waktu harga masih normal.
Pembeli pun, ia amati menjadi tidak berani membeli dengan jumlah banyak.
"Kalau kita enggak kasih, ya kasihan, tapi kita kasih kita gak dapat untung, satu ons itu sekarang Rp12 ribu, seperempat (kilogram) Rp25 ribu," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang lainnya bernama Rodi, 36 tahun.
Ia mengatakan, faktor cuaca yang masih sering terjadi hujan menyebabkan harga cabai mengalami kenaikan.
"Sekarang udah Rp120 ribu per kilogram untuk jenis cabai rawit merah. Resikonya kita mengurangi takaran penjualan," ucap Rodi.
Rodi mengungkapkan, kenaikan harga cabai sudah terjadi hampir dua bulan terakhir.
Kenaikan harga cabai terjadi secara perlahan-lahan. Lonjakan awal terjadi, saat momentum Natal dan Tahun Baru 2024/2025 lalu.
Melonjaknya harga cabai dinilainya sulit untuk mengejar keuntungan. Hal ini tak sebanding dengan modal awal saat membeli cabai dari para tengkulak.
"Kita jadi dilema, kita ngejar modal dulu bukan ngejar keuntungan lah," ucap dia.
Sementara itu, dari pengamatan Poskota.co.id di lapak pedagang sayur mayur di Pasar Baru Bekasi, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan terjadi terutama pada jenis cabai.