Banyak pepatah mengajarkan kepada kita agar jangan menutupi kebohongan. Sebab, sedalam apa pun kebohongan ditutupi pada akhirnya akan terkuak juga.

“Bukan hanya soal kebohongan yang tak boleh ditutupi, kebenaran hendaknya jangan pula disembunyikan, meski kadang kebenaran itu menyakitkan pihak lain,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Setuju, sejauh apa pun kebenaran disembunyikan di tengah kegelapan, dikubur dalam – dalam, akan tetap bersinar karena kebenaran itu bagaikan berlian,” tambah Yudi.

“Iya, karenanya kalian jangan suka menutupi kebohongan dan menyembunyikan kebenaran,” ujar Heri.

“Bukan hanya  kita, tetapi semuanya, termasuk para elite politik untuk tidak menyembunyikan kebenaran dan kebohongan politik,” kata Yudi.

“Tumben kalian ngomongin soal kebohongan dan kebenaran politik, sudah seperti politisi saja lagaknya,” celatuk mas Bro.

“Lah..menjunjung tinggi kebenaran merupakan kewajiban kita bersama. Terlebih kalangan atas sebagai teladan masyarakat. Kalau yang lebih paham soal kebenaran, tetapi menyembunyikan kebenaran, apa jadinya,” urai Heri.

“Iya juga sih. Tetapi ngomong – ngomong soal kebenaran jadi ingat kalau tema HUT PDIP juga mengangkat soal kebenaran,” kata Yudi.

Seperti diberitakan, PDIP akan menggelar peringatan HUT ke- 52 di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025) dengan tema “Satyam Eva Jayate”. Secara harfiah, ungkapan yang berasal dari naskah India kuno ini, jika diterjemahkan berarti ‘ hanya kebenaranlah yang akan menang, bukan kecurangan.’

Makna filosofis yang dapat kita tangkap, melalui semboyan tersebut, partai pemenang pemilu ini akan senantiasa menjunjung tinggi dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran.

“Semboyan yang bagus memiliki makna yang mendalam sebagai panutan,dalam kehidupan, tak hanya di dunia politik , juga sektor lainnya,” kata Heri.