Kopi Pagi: Membangun Kepercayaan Baru

Kamis 09 Jan 2025, 08:02 WIB
Kopi Pagi: Membangun Kepercayaan Baru (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Membangun Kepercayaan Baru (Sumber: Poskota)

Syiar dengan menggunakan wayang, gamelan dan seni suara adalah bentuk toleransi kepada budaya lokal sebagai pintu masuk membangun partisipasi masyarakat. Beberapa lagu suluk ciptaannya adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul pacul. Lagu yang diciptakan di eranya, pada abad ke-14 Masehi itu teruji masih cukup populer hingga saat ini.

Proses penyadaran, bukan pemaksaan dalam membangun masyarakat sebagaimana halnya telah diamanatkan dalam falsafah bangsa kita, Pancasila, di antaranya tidak semena-mena, tidak pula memaksakan kehendak kepada orang lain. Termasuk memaksakan kebijakan dan program, sementara publik sejatinya menolak.

Kesadaran berpartisipasi akan menguat, jika adanya kepercayaan publik bahwa pemerintah diyakini mampu melakukan perbaikan. Meski tidak dapat dipungkiri kepercayaan publik kepada pemerintahan yang baru, tak lepas dari sosok dan jati diri pemimpin negeri saat ini, yang mencerminkan kenegarawanan.

Kepemimpinannya tak hanya diakui publik dalam negeri, juga di panggung dunia. Ini menjadi modal bagi pemerintahan Prabowo Subianto untuk membangun kepercayaan baru.

Hal ini menjadi penting karena esensi kepemimpinan sejatinya adalah kepercayaan. Tanpa kepercayaan, apa pun program yang digulirkan, meski bertujuan baik, akan disikapi sebaliknya.

Jika sudah demikian, jangankan partisipasi, yang mencuat kemudian adalah keraguan dan keraguan.

Yah, momen awal adalah membangun kepercayaan dengan melakukan perubahan mendasar di segala sektor kehidupan.Tak hanya kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, juga kehidupan politik.

Koalisi gemuk yang sudah terbentuk menjadi sarana memantapkan stabilitas politik yang penuh inovasi., bukan stagnasi dalam menyikapi dinamika yang terjadi.

Kehendak publik adanya perubahan dalam paket undang – undang politik, termasuk sistem pemilu, guna memurnikan demokrasi Pancasila, sudah sepatutnya direspon secara bijak.

Dengan harapan sistem pemilu ke depan lebih demokratis, berkeadilan dan berkedaulatan rakyat.

Meski sekarang ini bukan lagi tahun politik, tetapi menjadi momen tepat menyelesaikan segala konflik politik, konflik lama, termasuk dendam politik.

Kemampuan menyelesaikan segala konflik politik, baik yang baru maupun yang lama, baik yang transparan maupun tersirat dan terpendam akan menjadi poin tersendiri dalam membangun kepercayaan baru, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Berita Terkait

Kopi Pagi: Bersama Dalam Kesetaraan

Kamis 19 Des 2024, 08:01 WIB
undefined

Kopi Pagi: Awali dengan Senyuman

Kamis 02 Jan 2025, 07:59 WIB
undefined

News Update