Truk ini sempat menabrak pembatas jalan, sebelum kembali ke jalur utama dan menghantam sejumlah kendaraan lainnya.
Dari kecelakaan tersebut satu orang meninggal dunia, empat orang mengalami luka berat dan 25 lainnya mengalami luka ringan.
Kecelakaan di Tol Cipularang ini acap kali dikaitkan dengan hal mistis, tetapi dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Berkendara (KNKT), menyebutkan ada sejumlah faktor yang berkontribusi pada kecelakaan yang terjadi di Cipularang.
Beberapa di antaranya ialah karakteristik jalan yang memiliki alinyemen vertikal dengan kemiringan delapan persen serta kombinasi tikungan ganda. Faktor lainnya teknis pada kendaraan seperti pengoperasian rem dan transmisi.
Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan khususnya di KM 90 - KM 100, KNKT menjelaskan pentingnya pengelolaan kecepatan lalu lintas secara secara sistematis, mengingat karakteristik ruas jalan Cipularang memiliki turunan panjang serta tikungan tajam.
Baca Juga: Sejumlah Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Tol Cipularang KM 97 Arah Bandung
Antisipasi jangka pendek yang direkomendasikan ialah pemasangan rambu batas kecepatan, penambahan lampu peringatan cuaca buruk, serta perbaikan drainase untuk mencegah genangan air di jalan.
“Langkah ini ditujukan untuk meminimalkan risiko kecelakaan serupa,” bunyi keterangan dari KNKT.
Harapannya, hasil dari investigasi dan rekomendasi yang dihasilkan mampu mencegah terulangnya kembali kecelakaan serupa dan melindungi pengguna jalan.