Tol Cipularang yang merupakan singkatan dari Cikampek–Purwakarta–Padalarang, memiliki perjalanan panjang sebelum akhirnya terwujud seperti sekarang.
Awalnya, pemerintah berencana membangun jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung melalui rute Tambun atau Cikarang, melewati Jonggol, Cianjur, hingga Padalarang.
Bahkan, pada tahap awal perencanaan pada tahun 1991, jalan tol ini sempat direncanakan dinamai Tol Cigolarang.
Namun, rencana ambisius tersebut terkendala berbagai faktor, seperti krisis moneter yang melanda Indonesia dan gagalnya pemindahan ibu kota ke kawasan Jonggol.
Baru pada tahun 2003, dalam rangka menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika, pembangunan tol ini kembali digagas hingga akhirnya selesai dalam kurun waktu dua tahun.
Pada 12 Juli 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan jalan tol ini dengan panjang awal mencapai 54 kilometer.
Tol Cipularang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia pada masanya, menghubungkan Jakarta dan Bandung dengan efisiensi waktu perjalanan yang jauh lebih singkat dibandingkan jalur konvensional.
Dilansir dari laman resmi Jasa Marga, Tol Cipularang kini memiliki total panjang 64,4 kilometer. Jalan tol ini dioperasikan oleh Cabang Purbaleunyi dan menawarkan pengalaman berkendara yang unik.
Baca Juga: Pembukaan Tol Cipularang Ditunda
Para pengguna jalan dapat menikmati pemandangan yang indah, melintasi bukit, jurang, dan lembah yang menjadi ciri khas geografis kawasan ini.
Di balik kemegahannya, Tol Cipularang sendiri memiliki tantangan yang cukup besar, baik saat proses pembangunan maupun dalam pengoperasiannya.
Salah satu kendala utama adalah kondisi tanah yang tidak stabil di beberapa titik, yang menyebabkan risiko tanah longsor. Masalah ini sering terjadi terutama saat musim hujan.