POSKOTA.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diberlakukan pada Senin, 6 Januari 2025 di sejumlah sekolah.
Namun, program yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu menuai kritik, karena porsinya dianggap tidak bisa memenuhi standar "empat sehat lima sempurna".
Hal tersebut seperti diungkapkan ibu rumah tangga bernama Sumiah, 35 tahun, asal Kampung Muka RT 03/RW 04, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara (Jakut).
"Sekarang aja bahan kebutuhan pokok sudah serba naik. Jika nanti pemberian MBG sesuai standar menu 4 sehat 5 sempurna, untuk porsi anak SD tidak akan cukup jika dibanderol per anak cuman Rp10 ribu," kata Sumiah kepada Poskota.co.id, Kamis, 2 Januari 2025.
Baca Juga: Pemprov Jakarta Pastikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Pakai Dana Pemerintah Pusat
Sumiah mengatakan, satu porsi dibanderol Rp10 ribu tidak wajar. Menurutnya, harga susu UHT berukuran kecil sebesar Rp3.000-Rp3.500. Belum lagi, jeruk dijual Rp2.000 per buah.
"Kalau harga Rp15.000 wajar untuk makan bergizi. Tapi jika Rp10.000 tidak dapat menu makanan 4 sehat 5 sempurna untuk anak," kata ibu dua anak tersebut.
"Paling tidak ya pemerintah bisa menetapkan harga sesuai normal saja. Jangan terlalu dipaksakan dengan harga sekian bisa mencukupi. Saat ini, harga-harga kebutuhan pokok sedang tinggi jangan nanti angot-angotkan," tambahnya.
Terpisah, Isla, 44 tahun, menyambut baik program MBG yang segera diterapkan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Rp10 ribu per Porsi, Orang Tua di Bekasi Sebut Tak Ideal
"Senang sekali dan menyambut baik program makan gratis bergizi dari pemerintah ini. Tapi jika bisa harganya yang pantas jika Rp10 ribu tidak mencukupi apalagi jika harus standar 4 sehat 5 sempurna harga-harga bahan kebutuhan pokok sangat tinggi," kata Isla.