Pengamat Sosial UI Ungkap Penyebab Indekos Jadi Sarang Prostitusi

Jumat 27 Des 2024, 21:40 WIB
Ilustrasi Polisi grebek tempat prostitusi. (Poskota/Yudhi Himawan)

Ilustrasi Polisi grebek tempat prostitusi. (Poskota/Yudhi Himawan)

Sebagai contoh, situasi berbeda dengan penjual minuman keras (miras) atau pesta miras yang juga kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat. 

Masyarakat bakal lebih responsif terhadap penjual miras dibanding pelacuran.

"Pelakunya perempuan kan, jadi tentunya melakukan kekerasan terhadap perempuan meski mereka sudah terbukti melanggar norma kesopanan dan sebagainya tapi tetap perempuan tidak mungkin diperlakukan dengan keras beda dengan miras," beber Rissalwan.

Selanjutnya, sambung Rissalwan, karena adanya faktor supply-demand atau penawaran dan permintaan. 

Artinya bisnis prostitusi tidak diinisiasi oleh pekerja seks komersial itu sendiri tapi juga keterlibatan kaum pria sebagai pembeli. 

Karena itu jika indekos yang dijadikan tempat prostitusi itu sudah berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan demand ada sekitarnya.

"Bahwa masyarakat itu patut diduga juga mereka mendapat manfaat dari keberadaan kos-kosan itu," kata Rissalwan.

Lanjut Rissalwan, salah satu cara untuk meminimalisir atau mempersempit bisnis haram tersebut adalah dengan memutus supply-nya. 

Dia meyakini jika ada pekerjaan lain yang lebih mudah dan nilai ekonominya setara, dapat dipastikan perempuan akan memilih pekerjaan lain dibanding menjual diri. 

Mereka juga sadar pelacuran adalah pekerjaan yang paling memalukan bagi dirinya dan keluarganya.

"Seandainya ada pekerjaan pengganti yang membuat dia setara uang yang dia dapat, dia pasti akan pilih itu (pekerjaan lain)," ucap Rissalwan.

Kemudian terkait dengan pelaku prostitusi yang sudah diamankan lalu diberi pelatihan tapi tetap terjun ke bisnis haram, kata Rissalwan, hal itu karena ada yang kurang tepat dalam penanganannya. 

News Update