Rudal Rusia Dituding Jadi Penyebab Penembakan Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines

Kamis 26 Des 2024, 09:11 WIB
Lubang-lubang pada ekor pesawat Embraer 190 Azerbaijan Airlines memunculkan dugaan baru terkait penyebab kecelakaan. (X/Ardeshir Zarezadeh)

Lubang-lubang pada ekor pesawat Embraer 190 Azerbaijan Airlines memunculkan dugaan baru terkait penyebab kecelakaan. (X/Ardeshir Zarezadeh)

POSKOTA.CO.ID - Kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines memakan korban jiwa sebanyak 38 orang, sementara 29 lainnya dirawat di rumah sakit.

Insiden ini terjadi pada Rabu (25/12/2024) di dekat kota Aktau, Kazakhstan, saat pesawat yang melayani rute Baku-Grozny tersebut mencoba melakukan pendaratan darurat. Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan masih menjadi tanda tanya besar.

Laporan awal menyebutkan bahwa kemungkinan tabrakan dengan burung atau cuaca buruk menjadi penyebab utama.

Namun, spekulasi mulai bermunculan setelah video dari blogger Rusia bernama Fighterbomber menunjukkan kerusakan mencurigakan pada ekor pesawat.

Dalam video yang diunggah di Telegram, terlihat lubang-lubang menyerupai pecahan peluru yang biasanya muncul akibat ledakan rudal.

Pengamat penerbangan Gerry Soedjatman turut menyoroti kerusakan tersebut. Melalui media sosial X (dulu Twitter), Gerry mengungkap bahwa distribusi lubang pada bagian ekor pesawat konsisten dengan kerusakan akibat shrapnel dari rudal antipesawat. "Ini bukan pola tembakan dari kanon pertahanan udara. Situasinya benar-benar buruk!" tulisnya, Kamis (26/12/2024).

Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, Andrii Kovalenko, bahkan mengklaim bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia.

Menurut Kovalenko, Rusia seharusnya menutup wilayah udara di atas Grozny setelah laporan adanya serangan pesawat tak berawak Ukraina. Namun, kelalaian tersebut membuat pesawat Azerbaijan Airlines terpaksa mengalihkan rute, yang akhirnya berujung tragedi.

Klaim ini diperkuat oleh pernyataan Khamzat Kadyrov, Sekretaris Dewan Keamanan Chechnya, yang mengonfirmasi bahwa pesawat memang mengubah jalur penerbangan setelah serangan drone Ukraina.

Data pelacakan dari FlightRadar24 menunjukkan bahwa pesawat sempat melakukan manuver angka delapan di sekitar bandara Aktau sebelum akhirnya jatuh.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, meminta agar semua pihak menahan diri dari kesimpulan terburu-buru. "Informasi awal menunjukkan perubahan rute penerbangan karena cuaca buruk. Namun, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan penyebabnya," kata Aliyev.

Berita Terkait
News Update