Gultik Blok M, Gule Harga Murah Incaran Anak Muda

Sabtu 21 Des 2024, 11:07 WIB
Gultik Blok M jadi salah satu kuliner ikonik yang jadi incaran anak muda. (Poskota/Ali Mansur)

Gultik Blok M jadi salah satu kuliner ikonik yang jadi incaran anak muda. (Poskota/Ali Mansur)

POSKOTA.CO.ID - Gule tikungan atau Gultik menjadi makanan ikonik kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Makanan khas Jawa Tengah itu menjadi incaran anak muda untuk sekedar isi perut saat hangout atau sepulang kerja. 

Pedagang Gultik di sana tidak hanya satu tapi puluhan dengan menu dan metode penjualan yang sama. Dengan menggunakan pikulan sederhana, puluhan pedagang Gultik itu berjejer di trotoar perempatan Mahakam, Bulungan, Blok M, dan sekitarnya. 

Mereka juga menyediakan kursi-kursi dan meja plastik untuk pembeli makan di tempat. Uniknya, semua pedagang Gultik memiliki metode jemput bola, memanggil calon pembeli seperti konter-konter handphone di pusat perbelanjaan.

Dari puluhan pedagang Gultik, salah satunya adalah My Gultik Pak Agus. Seperti pedagang lainnya, selain menyediakan gule daging sapi, My Gultik Pak Agus juga menawarkan berbagai macam sate. Mulai dari sate kulit ayam, usus ayam, ati ampela, telur puyuh hingga telor puyuh. Untuk minuman yang disediakan teh botol dan air mineral.

"Harga gultiknya Rp10 ribu per porsi, kalau nasinya dipisah lebih mahal. Sate-satean satunya Rp5 ribu. Dijamin ketagihan, balik lagi pasti," ujar Daffa salah satu karyawan My Gultik Pak Agus sembari mempersilahkan Poskota menyantap Gultik, Jumat, 20 Desember 2024 malam.

Sepertinya istilah "ada kualitas, ada harga" tidak berlaku di My Gultik Pak Agus, lantaran meski harganya sangat terjangkau untuk kantong warga Jakarta dan sekitarnya tapi cita rasa yang ditawarkan lebih dari harganya. 

Namun memang pembeli akan mendapat porsi gule yang super minimalis. Sehingga setidaknya pelanggan rata-rata menghabiskan 2-3 porsi untuk bisa mengganjal perut kosong.

"Dijamin My Gultik Pak Agus punya rasa yang menggugah selera dan memanjakan lidah pelanggan. Kuahnya kental, potongan daging lembut pokoknya maknyus," klaim Daffa.

Meski sudah hampir larut malam, pembeli yang mampir makan di My Gultik Pak Agus datang silih berganti. Bahkan semakin larut, kursi-kursi plastik terisi semua. 

Hampir 95 persen pembeli yang datang dan makan di My Gultik Pak Agus adalah anak-anak muda. Mereka rata-rata datang dengan pasangan atau rombongan tapi juga tidak jarang yang datang sendirian.

"Kita masak itu siang, habis duhur, nanti sekitar jam 4 sore baru dibawa ke sini. Jadinya gulenya pas kita jual sampai tengah malam juga masih seger. Menu yang lainya juga begitu, kaya sate-satean," ungkap Daffa.

Berita Terkait
News Update