POSKOTA.CO.ID - Cuaca ekstrem masih mengintai sebagian wilayah Indonesia pada saat masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) tiba.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk masyarakat yang hendak melakukan perjalanan liburan Nataru.
"Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca di bulan Desember dalam merencanakan perjalanannya agar memperhatikan kondisi cuaca juga," kata Menteri Pehubungan Dudy Purwagandhi, Selasa, 17 Desember 2024.
Dudy mengaku telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi di semua jalur yang digunakan oleh masyarakat pada saat berpergian. Salah satunya bersama dengan stakeholder terkait mendirikan posko-posko libur Nataru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan layanan transportasi, khususnya keamanan dan ketertiban selama masa libur.
“Posko (mulai beroperasi) dari tanggal 18 Desember 2024 hingga tanggal 5 Januari 2025. Diharapkan dengan posko ini akan membantu dan melayani masyarakat dalam mudiknya,” ujarnya.
Selain itu, kata Dudy, ia telah menempatkan tim tanggap darurat di lokasi-lokasi strategis yang selalu siaga hingga akhir Januari 2025.
Kemudian juga ratusan alat berat telah disiapkan di berbagai titik rawan bencana longsor dan banjir. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan jika terjadi bencana ketika libur panjang Nataru berlangsung.
"Pastinya semua upaya itu kami lakukan untuk memastikan bahwa liburan Nataru nanti berlangsung aman, nyaman, dan lancar," kata Dudy.
Upaya mengantisipasi layanan transportasi penyeberangan yang terdampak cuaca ekstrem, Dudy menginstruksikan kepada pihak terkait untuk selalu berkoordinasi dengan BMKG wilayah masing-masing. Sehingga mereka dapat mempersiapkan diri terhadap kondisi prakiraan cuaca atau gelombang tinggi.
“Kondisi cuaca ini akan mempengaruhi jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal. Kita harus menjaga aktivitas penyeberangan demi keselamatan penumpang,” ucap Dudy.
Dudy mengatakan, meski masa libur panjang Nataru dibayang-bayangi cuaca ekstrem tapi diperkirakan sekitar 110,6 juta pergerakan masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Moda transportasi yang paling banyak diminati adalah transportasi udara dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 8,2 juta orang.