Obrolan Warteg: Pesta Besar, Yang Datang Kurang

Senin 16 Des 2024, 07:04 WIB
Obrolan Warteg: Pesta Besar, Yang Datang Kurang. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Pesta Besar, Yang Datang Kurang. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Evaluasi menjadi salah satu hal yang lazim dilakukan selesai hajatan, tak terkecuali gelaran pilkada serentak 2024. Satu hal yang menjadi sorotan adalah rendahnya tingkat partisipasi publik dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihan kepala daerah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan tingkat partisipasi publik pada pilpres lalu sebesar 81,78 persen, untuk pemilu anggota DPR RI sebanyak 81,42 persen, kemudian pemilu anggota DPD RI sebesar 81,36 persen.

Sementara, tingkat rata - rata partisipasi publik yang memberikan suaranya dalam pemilihan kepala daerah merosot menjadi 68 persen.

“Sepertinya masyarakat lebih bersemangat menggunakan hak pilihnya pada  pilpres, ketimbang pilkada,” ujar bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Mengapa bisa begitu ya?,” tanya Yudi.

“Banyak faktor penyebabnya, satu di antaranya adalah kejenuhan publik menghadapi pemilihan. Ada yang menyebutnya sebagai kelelahan pemilih,” ujar mas Bro.

“Maksudnya gimana Bro?,” tanya Heri.

“Energi pemilih terkuras saat pilpres, lebih – lebih pileg dengan daftar kertas suara yang begitu panjang untuk menentukan pilihan. Belum pulih energi, sudah datang pilkada ,yang memerlukan perhatian ekstra,” jelas mas Bro.

“Jadi jeda waktu yang begitu dekat antara pemilu satu dengan berikutnya, membuat lelah pemilih,” kata Heri.

“Ditambah lagi beragam gempuran atraksi politik yang datang bertubi jauh sebelum kampanye pilpres dan pileg hingga berlanjut ke pilkada yang membuat publik tak hanya lelah, juga jenuh politik”  urai mas Bro.

“Belum lagi terbatasnya kandidat yang ikut berlaga, malah pada sejumlah daerah terdapat calon tunggal. Ini yang membuat antusiasme pemilih pilkada menjadi berkurang,” kata Heri.

“Jika dirinci masih banyak lagi. Misalnya keraguan akan membawa kemajuan akibat paslon yang diajukan tak sesuai harapan. Ini juga yang mempengaruhi rendahnya partisipasi pemilih,” kata mas Bro.

‘Sayang ya anggaran pilkada yang begitu besar mencapai Rp28,6 triliun, tetapi keterlibatan masyarakat rendah,” kata Heri.

“Kertas suara yang sudah tercetak tidak semuanya digunakan, 20 persen terbuang percuma,” urai Yudi.

“Tak ubahnya menggelar pesta besar dengan menyiapkan banyak kursi undangan dan segala macamnya, yang datang tak sesuai harapan..,” ucap mas Bro. (Joko Lestari)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Perempuan Itu Hebat

Sabtu 21 Des 2024, 05:39 WIB
undefined
News Update