Jelang Liburan Nataru, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca Dititik Potensi Bencana

Senin 16 Des 2024, 15:48 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah loading barang yang akan digunakannya untuk operasi modifikasi cuaca di Kawasan Kabupaten Sukabumi, akhir pekan kemarin. (Dok BNPB)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah loading barang yang akan digunakannya untuk operasi modifikasi cuaca di Kawasan Kabupaten Sukabumi, akhir pekan kemarin. (Dok BNPB)

POSKOTA.CO.ID - Menjelang liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal melakukan modifikasi cuaca. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari cuaca esktrem yang kemungkinan akan terjadi. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan modifikasi tersebut bakal dilakukan pada titik-titik yang dikhawatirkan berdampak pada bencana alam. 

“BMKG dalam rangka untuk memitigasi kondisi cuaca, bersama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan TNI-Polri melakukan modifikasi cuaca terutama untuk titik-titik yang dikhawatirkan akan berdampak potensi bencana,” jelas Dwikorita Karnawati seusai menghadiri rapat koordinasi (rakor) lintas sektor dalam rangka kesiapan pengamanan masa libur Natal dan Tahun Baru 2025 di Gedung Auditorium PTIK, Jakarta, Senin 16 Desember 2024.

Dwikorita menambahkan diprediksikan akan terjadi peningkatan intensitas curah hujan sebesar 20 persen melanda beberapa daerah di Indonesia terutama pada liburan Natal dan Tahun Baru. 

Dirinya pun selalu mengimbau kepada masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca, utamanya di jalur mudik.

“Dari perkiraan dan prediksi kami, menjelang Natal dan Tahun Baru hingga sekitar tanggal 9 Januari, di beberapa wilayah, terutama yang di jalur mudik, juga mengalami peningkatan eskalasi cuaca,” tegasnya.

Masyarakat ditambahkan Dwikorita bisa memantau perkembangan cuaca di jalur mudik melalui aplikasi info BMKG.

“Terus saja memonitor perkembangan informasi agar dapat merencanakan perjalanan dengan, insyaallah, aman dan nyaman,” kata dia.

Sebelumnya, Dwikorita mengatakan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.

Ia mengatakan dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.

"Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut," katanya.

Berita Terkait
News Update