Pesan Penting untuk Para Koas Soal Protes Jadwal Shift, Netizen: Lebih Baik Periksa ke Psikiater daripada Lapor Mama

Minggu 15 Des 2024, 09:55 WIB
Pesan penting untuk para koas: stres akibat jadwal padat dan tugas berat adalah hal yang umum. tetapi kesehatan mental tetap prioritas. (Pinterest)

Pesan penting untuk para koas: stres akibat jadwal padat dan tugas berat adalah hal yang umum. tetapi kesehatan mental tetap prioritas. (Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Menjadi koas (dokter muda) adalah salah satu tahap paling menantang dalam perjalanan menjadi seorang dokter.

Tuntutan jadwal yang padat, tugas yang menumpuk, dan waktu jaga tanpa mengenal tanggal merah sering kali membuat para koas merasa stres hingga frustrasi. Tidak sedikit dari mereka yang merasa terbebani secara emosional bahkan fisik.

Kasus pemukulan seorang dokter koas tengah viral di media sosial dan memicu diskusi panas di kalangan netizen Indonesia. Kejadian tersebut bermula dari protes terkait jadwal shift kerja koas yang dianggap tidak adil.

Dokter koas bernama Lady Aurellia Pramesti, yang disebut sebagai pemicu insiden, diduga menyampaikan keluhan mengenai jadwal shiftnya.

Namun, konflik memanas hingga berujung pada tindakan kekerasan terhadap ketua dokter koas, Muhammad Luthfi, yang menjadi korban pemukulan.

Luthfi, yang merupakan dokter koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK UNSRI), disebutkan mengalami pemukulan oleh Fadillah, sopir pribadi ibu dari Lady Aurellia.

Insiden ini menjadi viral setelah video dan cerita lengkapnya tersebar luas di media sosial.

Salah satu pesan yang kini ramai dibicarakan adalah anjuran untuk mencari bantuan profesional jika stres akibat dunia perkoasan mulai terasa tidak tertahankan.

Mengutip dari platform X @BaseanakFK menyampaikan bahwa penting untuk memprioritaskan kesehatan mental selama menjalani masa koas.

"Lebih baik periksa ke psikiater agar koas kamu tetap berjalan, atau jika sudah tidak kuat, mundur dan cari pekerjaan lain yang lebih cocok," ujarnya

Pesan ini menjadi pengingat bahwa kesehatan mental tidak kalah penting dari kesehatan fisik. Jika stres dibiarkan tanpa penanganan, dampaknya bisa sangat serius.

Beberapa koas bahkan mengalami burnout atau kelelahan mental yang mengganggu kemampuan mereka dalam belajar maupun bekerja.

Mencari dukungan dari profesional, seperti psikiater atau psikolog, bisa menjadi langkah awal untuk mengelola tekanan tersebut.

Psikiater dapat membantu memberikan panduan agar para koas tetap mampu menjalani tugas mereka tanpa kehilangan arah. Selain itu, berbicara dengan rekan sejawat atau senior juga dapat membantu mengurangi beban.

Namun, jika dunia perkoasan benar-benar terasa tidak cocok, keputusan untuk berhenti juga bukanlah hal yang salah. Mundur dari koas bukan berarti kegagalan, melainkan bentuk keberanian untuk menentukan jalan hidup yang lebih baik.

Daripada terus-menerus merasa tertekan dan melibatkan orang tua dalam masalah yang tak kunjung selesai, mengambil keputusan yang bijak adalah solusi terbaik.

Pesan ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga komunikasi antara para koas dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Dukungan dari lingkungan sekitar sangat berarti dalam menghadapi masa-masa sulit.

Bagi para koas yang masih bertahan, penting untuk selalu mengingat tujuan awal memilih profesi dokter dan menjaga semangat.

Istirahat yang cukup, olahraga ringan, serta mengatur waktu dengan baik dapat membantu menjaga keseimbangan selama masa koas. Dan yang terpenting, jangan ragu untuk meminta bantuan jika memang membutuhkannya.

Dunia perkoasan memang tidak mudah, tetapi kesehatan mental harus tetap menjadi prioritas. Pesan ini mengingatkan para koas bahwa menjaga diri adalah kunci untuk tetap maju. Jika beban terasa berat, jangan sungkan untuk meminta bantuan.

Dapatkan update berita terbaru dan breaking news setiap hari dari Poskota. Ikuti saluran WhatsApp Poskota serta Google News Poskota.

 
Berita Terkait
News Update