Cegah Banjir, Dinas SDA DKI Keruk 1,026 Juta Meter Kubik Sedimen Lumpur 

Rabu 11 Des 2024, 17:32 WIB
Aktivitas petugas menggunakan alat berat ekskavator saat mengeruk lumpur di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (1/9/2024). Menurut pernyataan petugas pengerukan lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara merupakan upaya antisipasi mencegah pendangkalan waduk saat memasuki musim hujan yang dilakukan rutin setiap hari saat waduk dalam keadaan mengering.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

Aktivitas petugas menggunakan alat berat ekskavator saat mengeruk lumpur di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (1/9/2024). Menurut pernyataan petugas pengerukan lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara merupakan upaya antisipasi mencegah pendangkalan waduk saat memasuki musim hujan yang dilakukan rutin setiap hari saat waduk dalam keadaan mengering.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) terus melakukan pengerukan lumpur sebagai langkah antisipasi banjir.

Pengerukan lumpur itu dilakukan di lima wilayah administrasi yakni Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.

Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta, Hendri, mengatakan, berdasarkan data hingga 6 Desember 2024, progres pengerukan di lima kota administrasi sudah mencapai 1.026.879 meter kubik (m3).

"Sebanyak 587.107 meter kubik merupakan kubikasi pengerukan waduk, situ, atau embung. Kemudian untuk pengerukan kali atau sungai mencapai 286.284 meter kubik dan 158.486 meter kubik untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB)," kata dia kepada wartawan dikutip Rabu, 11 Desember 2024.

Selain pengerukan, optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan atau perawatan, agar dapat beroperasi maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.

Dinas SDA memiliki 593 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.

Hendri menjelaskan, pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir atau genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. 

"Kemudian terdapat 3.962 personil (Petugas Pengendali Banjir dan Pengelolaan Pantai) personel pasukan biru  yang disiagakan di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir," ucapnya.

Dalam menghadapi cuaca ekstrim, Hendri memastikan terus berkoordinasi dengan OPD atau SKPD terkait, diantaranya BMKG.

Selain itu, Dinas SDA juga melakukan berbagai langkah antisipasi potensi banjir dengan menyiapkan infrastruktur hingga melakukan edukasi dan imbauan bagi masyarakat.

Infrastruktur pengendali banjir tersebut di antaranya, seperti waduk atau embung, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.

News Update