POSKOTA.CO.ID - Ustadz Felix Siauw menanggapi kasus Gus Miftah dan penjual es dengan menekankan pentingnya mental mandiri dalam Islam.
Ia juga mengkritik budaya "menjual kesedihan" dan mengajak umat Islam untuk berpikir lebih kritis dan mandiri.
Ustadz Felix Siauw turut memberikan pandangannya terkait polemik yang melibatkan Gus Miftah dan penjual es dalam sebuah acara dakwah.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Ustadz Felix tidak hanya membahas masalah utama tetapi juga menyoroti fenomena yang lebih luas mengenai mentalitas masyarakat.
Diawali dengan pernyataan bahwa tindakan Gus Miftah memang keliru karena melibatkan candaan yang dianggap melanggar etika.
Namun, Ustadz Felix menekankan bahwa pembahasan tidak seharusnya berhenti di sana. Menurutnya, ada isu yang lebih mendasar, yaitu pola pikir yang "menjual kesedihan" untuk mencari belas kasihan.
Ustaz Felix juga menyoroti kebiasaan Gus Miftah yang kerap memborong dagangan pedagang kecil di lokasi dakwahnya.
Hal ini, menurut Felix, telah menciptakan ekspektasi berlebih dari masyarakat. “Ketika hal ini menjadi kebiasaan, orang-orang akan cenderung datang bukan untuk mendengar dakwah, tetapi untuk mencari keuntungan. Akhirnya, ini menumbuhkan mental pengemis,” ujarnya.
Lebih jauh, Ustadz Felix juga mengkritik konten kreator yang sering membagikan uang ke orang miskin secara terang-terangan dan mengunggahnya ke media sosial. Baginya, hal semacam ini justru merendahkan martabat penerima bantuan.
Dalam Islam, ia menegaskan, "Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah." Artinya, membantu orang lain adalah hal yang mulia, tetapi meminta-minta bukanlah solusi.
Dia memberikan contoh bijak, "Jika anak saya tidak bisa sekolah karena saya tidak punya uang, maka lebih baik saya menerima kenyataan itu daripada harus mengemis kepada orang lain