POSKOTA.CO.ID - Joni (45) petani asal Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, menceritakan tentang kondisi tanaman padinya yang terendam banjir selama beberapa hari yang melanda wilayah Kecamatan Pagelaran dan sekitarnya.
Bencana banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Pagelaran, tidak hanya merendam permukiman dan akses jalan.
Akan tetapi, lahan pertanian warga pun sudah seperti lautan selama beberapa hari terakhir ini.
Bahkan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang pun mencatat, ada 4.340 hektar sawah petani yang tersebar di 12 kecamatan di Pandeglang, di antaranya di Kecamatan Cikeusik, Panimbang, Sobang, Munjul, Angsana, Sukaresmi, Patia, Pagelaran, Sindangresmi, Saketi, Bojong dan Cisata.
Harapan para petani untuk mendapatkan keuntungan pada musim tanam kali ini pun sirna, usai banjir melanda area persawahan yang baru ditanami padi.
Banyak tanaman padi muda yang membusuk bahkan hilang dihempas banjir.
Seperti yang dialami oleh sawah milik Joni, pada saat pertama banjir di Hari Senin 2 Desember 2024 lalu, air bah merendam area pesawahan hingga mencapai 1 meter lebih itu terjadi dalam kurun waktu selama 5 hari.
Joni pun menepuk jidatnya setelah bencana banjir surut, Ia melihat tanaman padinya yang ditanam di lahan seluas tanaman 1 hektar itu terlihat membusuk dan banyak yang hilang, kerugian materi pun nampak di depan mata Joni.
"Tanaman padi yang baru berusia dua minggu itu tidak bisa diselamatkan setelah terendam banjir. Karena banjir merendam bukan hanya satu atau dua hari, tapi hingga 5 hari. Jadi tanaman padi saya membusuk," ungkap Joni, Senin 9 Desember 2024.
Joni mengaku, Ia harus mengalami kerugian tidak kurang dari Rp15 juta, mulai dari proses penyemaian hingga tanam.
"Ya pastinya merugi, karena kan kondisi padi saat ini tidak bisa diselamatkan. Sehingga harus melakukan penanaman ulang," katanya.