POSKOTA.CO.ID - Para korban banjir di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, yang mengungsi di gedung SDN 4 Pagelaran, terserang penyakit kulit, demam, panas dingin dan muntah-muntah.
Hal itu terjadi, diduga akibat tempat pengungsian korban banjir tidak layak dan minimnya sanitasi, dan tidak ada petugas kesehatan yang standby di tempat pengungsian tersebut.
Salah seorang korban banjir di tempat pengungsian, Sarti mengungkapkan, ia dan warga lainnya sudah 5 malam tinggal di tempat pengungsian. Ia menjelaskan, selama tinggal di tempat pengungsian tersebut banyak korban banjir yang terserang penyakit.
"Penyakit yang dialami saat ini kutu air, demam, muntah-muntah, masuk angin, mungkin karena kondisi tempatnya kali ya," ungkapnya di tempat pengungsian, Jumat, 6 Desember 2024.
Ia mengaku, memang sudah diperiksa oleh petugas kesehatan suang hari tadi dan dikasih obat juga. "Bukan hanya saya saja yang sakit, tapi banyak, terutama anak-anak kecil," katanya.
Ia juga menyampaikan, kondisi tempat pengungsian memang saat ini minim penerangan, sanitasi juga minim serta kalau malam hari banyak nyamuk dan dingin.
"Ya kalau malam hari pasti kedinginan, ditambah banyak nyamuk juga. Kalau untuk buang hajat, karena tidak ada WC maka kami buang hajatnya di aliran air banjir," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Karang Taruna Kecamatan Pagelaran yang merupakan penanggungjawab posko pengungsian, Iding Gunadi mengaku, memang ada keluhan dari para pengungsi terkait pelayanan kesehatan di tempat pengungsian tersebut.
Soalnya lanjut dia, tidak ada tenaga kesehatan yang stanby di posko, sehingga ketika ada pengungsi yang sakit, pihaknya kerepotan untuk melakukan penanganan.
"Pelayanan kesehatan memang sudah terjadwalkan, cuma hanya pada siang hari. Sementara kalau malam tidak ada dan juga tidak ada petugas nakes yang standby," keluhnya.
Pihaknya pun sudah menyampaikan kepada pihak terkait untuk menyiapkan petugas kesehatan yang standby di lokasi. Namun sampai saat ini tidak ada, bahkan tadi juga ketika ada yang sakit, pihaknya keteteran mencari nakes dan alat transportasi untuk membawa pasien ke faskes.