POSKOTA.CO.ID - Bitcoin mencatat rekor baru dengan harga $100.000 per koin atau setara dengan sekitar Rp1,5 miliar per koin pada 5 Desember 2024, menjadikannya salah satu pencapaian terbesar dalam dunia cryptocurrency.
Untuk itu mari kita mengulas faktor-faktor pendorong kenaikan ini, mulai dari adopsi perusahaan hingga dampak kebijakan ekonomi global.
Rekor ini bahkan sempat meningkat hingga $103.679 (sekitar Rp1,55 miliar), menurut laporan @cointelegraph. Tonggak bersejarah ini merupakan bukti kuat bahwa Bitcoin semakin diterima di dunia keuangan global.
Selama tahun 2024, Bitcoin mengalami lonjakan signifikan sebesar 126%. Pada Januari lalu, harga Bitcoin masih berada di angka $44.000 (sekitar Rp660 juta).
Lonjakan harga ini membawa total kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai $2 triliun atau setara Rp30.000 triliun, sebuah pencapaian yang luar biasa untuk sebuah aset digital.
Faktor Pendorong Lonjakan Bitcoin
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah masuknya lebih dari $31 miliar ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat.
ETF ini menjadi jalan masuk investor tradisional ke dunia cryptocurrency, memberikan dorongan besar bagi permintaan Bitcoin.
Selain itu, pasokan Bitcoin yang semakin terbatas akibat peristiwa halving pada April lalu juga turut memengaruhi lonjakan harga ini.
Halving adalah mekanisme yang secara otomatis mengurangi jumlah Bitcoin baru yang dihasilkan, sehingga menciptakan kelangkaan yang mendorong harga naik.
Gelombang adopsi institusional juga memainkan peran besar. Perusahaan besar seperti MicroStrategy terus membeli Bitcoin dalam jumlah besar sebagai bagian dari strategi investasi mereka.
Langkah ini menunjukkan bahwa Bitcoin kini dianggap sebagai aset cadangan yang solid oleh perusahaan-perusahaan besar.
.png)
.png)
.jpg)
.jpg)
