11 Kecamatan di Kabupaten Cianjur Terdampak Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem

Kamis 05 Des 2024, 14:31 WIB
Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Cianjur menjadi terdampak bencana banjir bandang, longsor dan juga pergerakan tanah yang terjadi pada Rabu 4 Desember 2024. (Dok BPBD Kabupaten Cianjur)

Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Cianjur menjadi terdampak bencana banjir bandang, longsor dan juga pergerakan tanah yang terjadi pada Rabu 4 Desember 2024. (Dok BPBD Kabupaten Cianjur)

POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Cianjur menjadi terdampak bencana banjir bandang, longsor dan juga pergerakan tanah yang terjadi pada Rabu 4 Desember 2024. 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur daerah yang terdampak mencakup 11 kecamatan dengan total 27 kejadian bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem. 

Kepala BPBD Cianjur  Asep Wijaya mengatakan titik bencana banjir terdapat di Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang dan di Desa Pusaka Sari, Kecamatan Leles. 

Selain itu banjir di 5 kampung di Desa Bojongkaso, Agrabinta, di Desa Mekarsari, Karangsari dan Sukamanah Agrabinta dan Desa Kadupandak, Kecamatan Kadupandak.

Lalu untuk lokasi bencana tanah amblas atau pergerakan tanah terjadi di Kampung Sukaresik Rancabangkong, Desa Girijaya, Kecamatan Cibinong. Di Kampung Guling Sapi, Kecamatan Pasirkuda. Kampung Singkup di Desa Kertajaya dan dan Kampung Pamoyanan di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tanggeung.

Tanah amblas atau pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Lembur Sawah, Desa Kertajaya, Kecamatan Tanggeung. Di Desa Pageurmaneuh, Desa Sukajaya, Desa Tanggeung.

Selain itu di Desa Sinarlaut Agrabinta, dua kampung di Desa Caringin, Kecamatan Cijati. Desa Pasirbaru, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran. Sementara itu longsor terjadi di Desa Sukajadi, Kecamatan Cibinong. Margaluyu, Tanggeung.

Desa Bojong Petir, Kecamatan Tanggeung. Desa Balegede, Naringgul. Desa Cibokor dan Cipetir, Kecamatan Cibeber. Banjir merendam sawah, pemukiman sedangkan pergerakan tanah terjadi di jalan raya dan pemukiman warga.

"Paling banyak pergerakan tanah menyebabkan rumah rusak, jalan terputus hingga retakan di kawasan pemukiman," terang Asep Wijaya kepada wartawan, Kamis 5 Desember 2024.

Dilanjutkan Asep, petugas melakukan pendataan dan evaluasi serta upaya penanganan bencana. Terutama longsor dan tanah amblas agar jalan yang terputus dapat dilintasi kembali.

Berdasarkan update dari media sosial BPBD Cianjur, beberapa ruas jalan provinsi yang awalnya terputus longsoran material longsor sudah bisa dilewati. Hal ini berkat penanggulangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat yang mengerahkan alat beratnya. 

Berita Terkait

News Update