Bahkan Farhat menyebut bahwa Densu mengatakan syarat rahasia dan tanpa melibatkan pengacara. Farhat pun mengungkap pendekatan tersebut sebagai tindakan tidak etis.
"Jadi apa yang disampaikan Denny Sumargo mengenai Agus, 'Udah terima aja Rp200 juta, tambah Rp100 juta, Rp300 juta' dan lain sebagainya, tapi jangan beri tahu pengacara. Ini sifatnya rahasia. Dari awalnya mereka begini gayanya," ujar Farhat Abbas.
Farhat Abbas mengklaim bahwa Densu menghubungi kliennya secara diam-diam dan dirahasiakan.
"Selalu menghubungi klien kita langsung, tidak boleh ada pengacara dan dirahasiakan. Tapi di luar itu, Novi ngejek-ngejek. Itu jelas-jelas Novi menggiring. Sesuatu yang sifatnya rahasia oleh Densu, lo bongkar. Lo bicara, diviralkan. Coba berpikir ini untuk apa? Ini memang udah nggak ada damai lagi," lanjutnya.
Farhat mengklaim bahwa tindakan tersebut tidak bertujuan menyelesaikan masalah, melainkan adanya motif tersebunyi.
Farhat menyebut penawaran Densu merupakan upaya untuk mempengaruhi pencabutan laporan pidama yang melibatkan Agus.
"Denny, kau berani ya telepon keluarga Agus dan kau minta supaya kita tidak tahu dan dirahasiakan sama pengacara dan kau tawarkan Rp200 juta, kau tambah Rp300 juta," ujar Farhat.
"Ini adalah upaya, kita melihat bukan misi kemanusiaan di sini. Kamu minta laporan pidana Agus dicabut kan? Sama saja dengan menyuap. Nggak tahu pakai uang siapa," tambahnya.
Selain itu, Farhat Abbas menyebut bahwa Densu pernah berjanji untuk bertanggung jawab atas segala kekurangan finansial yang dialami Agus untuk berobat.
Namun, Farhat menyebut dirinya meragukan janji tersebut.
"Dari dulu kamu mengatakan udah clear, dan kamu akan tanggung kalau ada kekurangannya. Kalau uangnya tidak dikasih kepada Agus, kamu akan sikat Novi, kamu akan mengembalikan pakai uang pribadimu," ujarnya.
"Itu hanya omong gede, omong kosong. Yang ada sekarang, kamu menjebak Agus dengan cara-cara Agus sudah tidak butuh uang, uang Agus di sini, melibatkan ini. Terlalu banyak, terlalu cerewet kamu Denny," tandasnya.