Anggaran Makan Bergizi Gratis Cuma Rp10 Ribu, Pedagang Warteg: Biasanya Porsi Makan Kuli Bangunan

Minggu 01 Des 2024, 14:56 WIB
Pemilik warteg di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang menyebut anggaran Rp10 ribu tak masuk makan bergizi gratis. (Poskota/Veronica)

Pemilik warteg di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang menyebut anggaran Rp10 ribu tak masuk makan bergizi gratis. (Poskota/Veronica)

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Kota dan Kabupaten Tangerang telah melaksanakan program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Anggaran untuk satu porsi makan bergizi gratis untuk pelajar tersebut awalnya sebesar Rp15 ribu hingga Rp17 ribu. Namun, saat ini, presiden menetapkan anggaran MBG sebesar Rp10 ribu per anak per harinya.

Sontak, hal tersebut mendapatkan berbagai respons dari masyarakat khusunya emak-emak.

"Sekarang semua bahan makanan pada mahal, Rp10 ribu dapat makanan apaan coba?" kata Yeni Lestari, salah satu orang tua murid SDN di Kabupaten Tangerang, Minggu, 1 Desember 2024.

Menurut Yeni, dengan harga Rp10 ribu, anak-anak atau pelajar hanya mendapatkan makanan dengan menu yang minim.

"Kalau dihitung-hitung mah Rp10 ribu cuma dapat nasi sama lauk satu macam. Itu paling juga cuma dapat pake telur doang. Padahal katanya mah dapat menu empat sehat lima sempurna," ungkapnya. 

Hal senada disampaikan Caing, wali murid SDN lainnya. Menurut Caing, harga Rp10 ribu tidak mungkin dapat makanan yang begizi lengkap.

"Kalau harga segitu bisa dapat makanan apa? Jajan anak aja sehari udah lebih dari segitu," katanya.

Ia berharap, pemerintah pusat dapat kembali mempertimbangkan anggaran MBG untuk pelajar.

"Ya kalau Rp10 ribu mah mendingan menu makanan di rumah. Kalau bisa sih dipertimbangkan lagi untuk harga makanan (MBG) itu," pungkasnya.

Penetapan anggaran tersebut mendapatkan respons negatif dari masyarakat khusunya penjual makanan.

"Saya kan jualan warteg ya, jadi tau harga Rp10 ribu mah cuma dapat nasi, sayur sama tempe atau tahu doang," kata Nur Aulia, seorang pedagang warteg.

Aulia mengatakan di warteg miliknya harga Rp10 ribu biasanya banyak digunakan oleh pekerja bangunan.

"Kalau paket Rp10 ribu mah biasanya yang makan kuli bangunan yang isinya cuma tempe atau tahu sama kangkung atau sayur tumisan. Kalo itu yang dimakan sama anak-anak mah kayanya kurang bergizi deh," ungkapnya. 

Ia berharap, pemerintah dapat kembali mempertimbangkan besaran anggaran MBG untuk pelajar.

"Ya kalau bisa anak-anak kita dapat makanan yang lebih baik dan sesekali dapat ayam atau daging dari program presiden itu," pungkasnya. 

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update