Namun, setelah itu mereka mulai meminta data pribadi Anda, seperti nama lengkap, nomor telepon, alamat lengkap, dan nomor rekening.
Setelah memberikan informasi tersebut, penipu akan mengajukan alasan untuk meminta sejumlah uang.
Misalnya, uang tersebut digunakan untuk biaya administrasi atau pajak yang harus dibayar sebelum hadiah bisa diberikan.
Bahkan, ada juga yang meminta Anda mengirimkan uang sebagai jaminan, yang akan dikembalikan setelah hadiah dikirimkan.
Jika Anda menanyakan kenapa tidak dipotong langsung dari hadiah, mereka akan beralasan tidak bisa begitu.
Beberapa penipu bahkan akan mengirimkan surat palsu yang diklaim berasal dari kepolisian, yang menyatakan bahwa hadiah tersebut resmi dan telah disetujui oleh pihak berwenang.
Jika Anda menolak untuk mengirim uang, mereka mengancam akan melaporkan Anda ke polisi.
Namun, ingatlah bahwa ancaman ini hanyalah trik untuk menakut-nakuti. Banyak orang yang sudah mengalami hal ini dan tidak ada polisi yang datang.
2. Bukti Transfer Hadiah Palsu
Selain itu, ada juga modus lain di mana setelah memberikan data pribadi, Anda akan menerima bukti transfer yang menunjukkan hadiah sudah ditransfer ke rekening Anda.
Namun, biasanya status transfer tersebut akan tertulis "pending" atau "belum berhasil".
Penipu akan mengatakan bahwa Anda harus mengirim sejumlah uang lagi untuk membuka status pending tersebut agar uang masuk ke rekening Anda.
Ingat, tidak ada sistem transfer uang yang membutuhkan pembayaran tambahan untuk membuka status pending.