"Variabelnya banyak, kadang-kadang di kampung itu ada yang sudah jual beli bebas Tramadol, obat-obat Tramadol, dan bisa dijual bebas dengan mudah di warung-warung obat, warung-warung kecil yang gak resmi. Orang kalau udah minum Tramadol, itu ditebas tangannya gak sakit gak pedih, gak perih," imbuhnya.
"Tramadol itu banyak dibeli anak-anak muda yang akan tawuran ya, dan kalau di lingkungan saya kita udah persuasif ya ga boleh ada toko obat. Maunya toko obat yang resmi, apotik, gak boleh jual Tramadol," sambung Khoirudin.
Terkait menjamurnya toko obat ilegal, Khoirudin berharap ada regulasi khusus yang mengatur soal itu. Sebab ia menilai penjualan obat-obatan juga harus diawasi ketat.
Jangan sampai, penjualan obat-obatan yang seharusnya dengan anjuran atau resep dari dokter, justru malah disalahgunakan segelintir orang dan akhirnya bisa dijual bebas di pasaran dan dapat dengan mudah dibeli anak-anak atau remaja.
"Kita juga butuh obat, Tramadol juga obat kalau digunakan untuk kebutuhan yang benar. Asal dengan resep dokter, kalau enggak jadi bahaya tubuh kita. Sama kaya morfin, itu buat penanganan medis, bisa dibeli dengan dokter, dijual di apotik. Jadi kita harus pengawasannya ya," tegasnya.
*Persoalan Lama yang Diwariskan Jadi Faktor Maraknya Tawuran Antar Kelompok*
Kriminolog Josias Simon menilai masih maraknya kasus tawuran yang terjadi di masyarakat khususnya di Jabodetabek akibat persoalan lama yang diwariskan.
"Biasanya kan tawuran ada dua kelompok yang memang ada persoalan gitu ya dan itu yang membuat terjadinya tawuran, dan itu sudah berlangsung lama biasanya dan tawuran Jabodetabek bukan tawuran yang tiba-tiba karena biasanya persoalan lama," kata Josias melalui sambungan telepon, Sabtu 23 November 2024.
"Jadi persoalan lama kemudian itu diwariskan oleh yang muda, punya adrenalin yang kuat mereka tawuran. Jadi lebih pada itu," sambungnya.
Josias menilai faktor situasional juga menjadi kesempatan bagi para pelaku tawuran untuk beraksi.
"Artinya kesempatan untuk terjadinya tawuran itu lebih besar daripada meminimalisir wilayah terjadinya tawuran tersebut," tukasnya.
Menurut dia, aksi tawuran yang belakangan ini terjadi hampir sama dengan aksi tawuran terdahulu. Bedanya tawuran sekarang bisa janjian lewat media sosial (medsos).