POSKOTA.CO.ID – Untuk mencegah diabetes, WHO merekomendasikan asupan gula tambahan di bawah 10 persen dari total asupan energi dalam semua tahap kehidupan atau semua umur.
Sebab, mengkonsumsi gula berlebihan dan berkepanjangan dapat membuat jalur pengantaran otak kurang sensitif. Dan ini akan memperkuat perilaku adiktif terhadap gula.
Pernyataan tersebut disampaikan Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI dari RS Adam Malik Medan, Siska Mayasari Lubis dalam diskusi daring IDAI, Selasa 26 November 2024.
“Idealnya adalah kurang dari 5 persen. Sekarang kita lihat pada setiap tahapan usia anak, untuk anak yang berusia 2-4 tahun, rekomendasi gula yang dapat diberikan adalah 15-16 gram,” kata dr Siska, melansir RRI.
Rekomendasi WHO untuk Konsumsi Gula
Siska mengatakan bahwa takaran 15-16 gram setara dengan 4 sendok teh. Rekomendasi WHO untuk usia 4-7 tahun, dapat diberikan gula sebanyak 18-20 gram atau setara 5 sendok teh.
Kemudian usia 7-10 tahun, rekomendasinya adalah 22-23 gram atau setara dengan 5,5 sendok teh. Kemudian usia 10-13 tahun dapat mengkonsumsi gula 24-27 gram, setara dengan 6,5 sendok teh.
Dan untuk 13-15 tahun direkomendasikan 27-32 gram, ini setara dengan 8 sendok teh. Kemudian untuk usia 15-19 tahun diperbolehkan adalah 28-37 gram, ini setara dengan 9 sendok teh.
“Lalu kalau kita lihat kandungan gula bebas pada minuman manis dan jus per 500 ml, ini kita lihat adalah air yang berperasa. Jadi air berperasa ini biasanya mengandung 1-5 sendok teh gula,” tambahnya.
Jadi menurutnya, bisa dibayangkan jika misalnya anak yang berusia 10 tahun, terus dia mengonsumsi jus buah.
“Itu batasannya hanya 24 gram sampai dengan umur 10 tahun, dia hanya diperbolehkan sekitar 6-6,5 sendok teh maksimal, dan ini terkadang tidak 1 botol minumnya,” ucap dr Siska.
IDAI Akui Ada Kenaikan Kasus Diabetes pada Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membenarkan terjadinya kenaikan kasus diabetes melitus tipe 2 pada anak. Salah satu penyebabnya karena kebiasaan mengonsumsi minuman manis yang berlebihan.