Dengan mengakses perangkat anak, peretas dapat memasang perangkat lunak berbahaya (malware), atau bahkan memaksa anak untuk mengakses konten yang tidak pantas, seperti gambar dan video eksploitasi atau kekerasan.
Penyebaran Malware atau Virus
Anak-anak sering kali kurang hati-hati saat mengunduh aplikasi atau mengklik tautan, yang dapat mengundang malware ke dalam perangkat mereka.
Malware ini dapat digunakan untuk mencuri data, merusak perangkat, atau melakukan peretasan lebih lanjut.
Penyalahgunaan Identitas
Dengan mengakses akun online anak-anak, peretas bisa memalsukan identitas mereka dan menggunakannya untuk tujuan yang merugikan, termasuk penipuan atau penganiayaan secara online.
Kasus Peretasan HP pada Anak di Beberapa Negara
- Amerika Serikat Di Amerika Serikat, peretasan pada anak-anak semakin meningkat seiring dengan banyaknya anak yang memiliki akses ke perangkat digital.
Salah satu contoh yang mengemuka adalah kasus peretasan akun media sosial anak-anak yang mengarah pada eksploitasi seksual.
Pada 2019, sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 50 persen anak-anak berusia 12-17 tahun telah mengalami bentuk peretasan atau penipuan online.
Di banyak kasus, peretas menggunakan media sosial untuk menyamar sebagai teman atau kenalan anak-anak untuk mengakses informasi pribadi mereka.
- Inggris Di Inggris, lembaga seperti NSPCC (National Society for the Prevention of Cruelty to Children) melaporkan peningkatan kasus peretasan akun sosial anak-anak.
Laporan mereka menyebutkan bahwa peretasan perangkat anak-anak digunakan untuk mengakses foto pribadi, yang sering kali berujung pada pemerasan online.