Dia menyebut para pelaku jarang menggunakan transportasi pesawat karena mudah terdeteksi.
"Ada modus baru, menggunakan kapal-kapal kecil, ditampung di tengah laut, lalu dikirim lagi ke Malaysia. Kalo ke tempat lain pasti kan harus menggunakan pesawat dan sebagainya, itu lebih mudah untuk kita ketahui," katanya.
Adapun modusnya, lanjut Wahyu, para pelaku mengimingi pekerja migran bakal mendapat pekerjaan dan diupah tinggi.
Namun setibanya di lokasi penempatan, pekerjaan yang diberikan tak sesuai.
"Bahkan ada beberapa pekerja kita yang dijadikan pekerja seks komersial.
Namun, di dalamnya mereka dipaksa untuk menandatangani surat perjanjian jaminan utang," katanya.
"Seolah-olah mereka punya utang yang harus dibayarkan apabila mereka dipaksa untuk bekerja, karena mereka harus membayar perjanjian uang utang tadi.
Ini adalah modus untuk mengikat mereka supaya mereka tetap mau bekerja," katanya mmeungkasi.
Hingga saat ini polisi masih mendalami kasus TPPO tersebut. (*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.