POSKOTA.CO.ID - Aktifitas perusahaan pergudangan ikan di Jalan Hiu, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, sempat mati akibat Banjir Pesisir (Rob) yang melanda kawasan tersebut.
Pantauan di lokasi, Rabu 20 November 2024 sore, tampak sejumlah gudang ikan baru mulai beraktifitas setelah genangan sudah mulai surut. Di sekitar Jalan Hiu tampak masih tergenang hingga mencapai kurang lebih sepaha orang dewasa.
Genangan tersebut bahkan membuat sejumlah pengendara roda dua yang melintas mengalami mogok akibat nekat melintas.
Security di salah satu gudang ikan di sana, Leo menangatakan jalan di sekitar lokasi sempat mati pada Seni 18 November 2024 akibat genangan yang sangat tinggi karena rob.
"Hari Senin gak bisa lewat sama sekali, sampai ujung perempatan sana," kata Leo kepada Poskota di lokasi, Rabu, 20 November 2024.
Banjir Rob yang melanda, kata Leo, berdampak pada operasional perusahaan. Akibatnya beberapa gudang ikan di sana terpaksa tidak beroperasi.
"Dampaknya ada perusahaan ikan gak bisa buka karena gak ada customer. Banjir (hari ini) baru surut sekitar jam 12 siang," bebernya.
Salah satu pengendara ojol, Jono berujar dirinya terpaksa tidak mengambil orderan lantaran khawatir kendaraannya mogok karena harus melintas di jalan tersebut.
"Gak mau ambil resiko, saya jalan ini ambil orderan, harus jalan masuk ke sana," kata Jono sambil menunjukkan jalan yang akan dituju untuk mengambil order.
Diperlukan Keseriusan Tangani banjir
Pemerhati Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai Jakarta tidak akan bebas dari musibah. Banyak faktor yang menyebabkan Jakarta tidak akan bebas dari banjir.
"Banjir di Jakarta gak bisa diatasi. Karena orang udah sembarangan kan, tata ruang rusak," kata Agus melalui sambungan telepon, Rabu 20 November 2024.
Selain itu, Agus menuturkan kerusakan fasilitas yang ada di Jakarta sudah sangat masif. Dalam hal ini misalnya kerusakan akibat pengerjaaan yang disebut tidak maksimal.
Ya, sudah terlanjur. Kan sudah dibikin sodetan sudah bikin apa masih banjir. Kan Jakarta turun sekian centi setiap tahun. Bukan hanya itu saja (Jakarta wilayah cekung)," katanya.
"Artinya kan perubahan iklim, jakarta makin turun, orang nyedot air kalau gak nyedot air gak ada air, pipa air gak dibangun-bangun," tambah Agus.
Menurut Agus, pemerintah harus secara serius dalam menangani masalah banjir di Jakarta. Misalnya saja saat pengerjaan proyek untuk mengatasi masalah banjir.
"Kan saluran, penyerapannya gak ada semua kan jadi rumah, jadi jalan. Semuanya kan dibangun tidak menggunakan Master Plan mengikuti Undang-Undang masterplan yang ada," pungkasnya.
Agus berujar salah satu yang efektif yaitu sumur resapan. Hanya saja sumur resapan yang ada justru malah merusakan tatanan dan fasilitas karena pembuatannya, contohnya yang berada di atas trotoar.
Seharusnya, kata dia, pemerintah dalam mengatasi banjir serius menangani. Bukan hanya sebatas proyek semata yang tidak dipikirkan jangka panjang.
"Kan sudah dibikin sodetan sudah bikin apa masih banjir. Kan jakarta turun sekian senti setiap tahun. Bukan hanya itu saja (wilayah cekung). Kalau Rob itu kan karena air tanah diambil banyak. Kan orang jakarta semua mayoritas pakai air tanah," tuturnya.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Hendri, mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya untuk mengantisipasi dampak yang berpotensi akan terjadi.
Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi.
"Upaya penanganan banjir di Jakarta dilakukan di antaranya dengan membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, perkuatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan," kata Hendri lewat pesan singkat.
Dinas SDA juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan.
Berdasarkan data hingga 1 November 2024, progres pengerukan di 5 kota administrasi sudah mencapai 874.886 meter kubik (m3). Jumlah itu sama dengan 94,1 persen dari target volume pengerukan yang sebanyak 929.932 m3.
Selain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi kali atau sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali atau sungai.
Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.
Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, pembangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat.
Optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan atau perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.
"Penyiagaan Satuan Tugas/Satgas di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir," tukas Hendri.
Berdasarkan data sarana dan prasarana per 25 Oktober 2024, terdapat 593 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.
Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir atau genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner.
"Terdapat 800 unit pintu air di 570 lokasi, 255 unit alat berat, 460 unit dump truck. Kemudian ada 3.962 personil (Petugas Pengendali Banjir dan Pengelolaan Pantai) personel pasukan biru per September 2024," bebernya.
Pada 2024 ini, terdapat 5 polder atau pompa yang sedang dibangun dan 2 lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Kemudian terdapat 8 waduk atau embung yang dibangun dengan rincian 6 waduk atau embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk atau embung baru.
Adapun 5 polder atau pompa tersebut, yaitu pompa Sunter C, pompa Gaya Motor, pompa Kali Sepatan (KBN), pompa IKPN, dan pompa RW 13 (Greenville).
Sementara, revitalisasi dilakukan di 2 lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya sampai Jalan Letjen S. Parman, Jakarta Barat, dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.
"Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian
Embung Pekayon. Sementara waduk/embung yang baru dibangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jl. Pemuda Srengseng Sawah," tutur Hendri.
Kemudian untuk pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda).
Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob. (Pandi/Anak Magang).