Mengenal Frugal Living, Gaya Hidup Super Hemat yang Digaungkan Netizen Tanggapi Kenaikan PPN 12 Persen

Rabu 20 Nov 2024, 18:35 WIB
Kenaikan PPN 12 persen mendapatkan penolakan dari masyarakat, hingga menyerukan frugal living. (X/@ardisatriawan)

Kenaikan PPN 12 persen mendapatkan penolakan dari masyarakat, hingga menyerukan frugal living. (X/@ardisatriawan)

Selain itu, saat pemerintah bertujuan mengejar kenaikan tarif PPN 12 persen, ini bisa saja mengakibatkan masyarakat akan membeli barang-barang yang tidak dikenai tarif PPN.

Sebenarnya, ajakan untuk hidup super hemat ini tidak perlu diserukan. Sebab, daya beli masyarakat secara otomatis akan menurun dengan naiknya PPN sebanyak 12 persen.

Akun X @Ardianto Satriawan menyebutkan, masyarakat sebenarnya telah banyak memberikan pajak kepada pemerintah dengan berbagai bentuk, sepert :

  • Gaji tiap bulan dipotong pajak,
  • THR juga kena pajak,
  • Dapet bonus kena pajak juga,
  • Beli barang mahal kena pajak barang mewah,
  • Rumah kena pajak bumi dan bangunan,
  • Motor harus bayar pajak tiap tahun,
  • Mobil juga bayar pajak tiap tahun,
  • Belanja di supermarket tiap itemnya kena pajak,
  • Makan di restoran kena pajak,
  • Beli barang di luar negeri juga bayar bea cukai,
  • Bunga tabungan kena pajak juga dari negara,
  • Apply kerjaan pakai meterai, bayar ke negara,
  • Resign kerjaan juga bikin surat pernyataan pakai meterai,
  • Harga meterainya dinaikin dari 6000 ke 10000, naik 67%.
  • Ditilang juga bayarnya ke negara,
  • Bikin SKCK juga bayar ke aparat negara,
  • Beli tanah kena pajak,
  • Beli rumah kena pajak,
  • KPR kena pajak,
  • Bayar listrik kena pajak,
  • Beli pulsa kena pajak,
  • Bayar internet kena pajak,
  • Masuk ke tempat wisata kena retribusi daerah,
  • Stres, mau nyebat, ngrokok kena cukai 30%,
  • Lebih stres lagi, mau mabok kena cukai 35%,
  • Mati, kubur di TPU masih jg kena pajak daerah.

“Terus elu dapetnya apa? Sekolah favorit tiba-tiba gak bisa elu akses karena zonasi. Zonasi kagak mikir pemerataan dulu, ada sekolah di satu kota ngumpul di satu kecamatan doang, sisanya gak ada sekolah,” katanya.

“UKT dimahalin, gak bisa dicicil, sampai kampus kerjasama ama pinjol. Judi online dibiarin merajalela. Guru, dosen, dokter, nakes, semua pontang panting nyari kerjaan biar bisa hidup layak, gak bisa ngurus murid/pasien dengan sepenuh hati,” tambahnya.

Postingannya tentang kenaikan PPN 12 persen ini kemudian diserbu oleh netizen yang menyetujui cuitannya, hingga menunjukkan banyaknya pajak yang telah mereka keluarkan, hingga nyinyir akan keputusan pemerintah ini.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

News Update