Penyebab: Parasit Plasmodium yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
Hujan yang banyak dapat menciptakan habitat baru bagi nyamuk Anopheles, yang merupakan vektor utama penyebab malaria. Peningkatan genangan air yang terjadi akibat hujan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk ini.
Sebuah artikel dalam Malaria Journal (2021) mencatat bahwa peningkatan curah hujan di wilayah tropis dapat meningkatkan jumlah kasus malaria.
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengendalian populasi nyamuk dan penggunaan kelambu berinsektisida adalah kunci untuk mengurangi penularan.
5. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Penyebab: Virus (seperti influenza, adenovirus) dan bakteri.
Cuaca yang dingin dan lembap pada musim hujan dapat memperlemah daya tahan tubuh manusia terhadap infeksi pernapasan.
Selain itu, polusi udara dan kurangnya ventilasi juga meningkatkan risiko terjadinya ISPA.
Sebuah studi yang diterbitkan di Environmental Health Perspectives (2022) menemukan bahwa musim hujan yang disertai dengan peningkatan polusi udara berkontribusi terhadap tingginya angka ISPA, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.
6. Cholera
Penyebab: Bakteri Vibrio cholerae yang menyebar melalui air atau makanan yang tercemar.
Banjir dan buruknya sanitasi selama musim hujan meningkatkan risiko pencemaran air oleh bakteri penyebab kolera.