Di sisi lain, server dari perusahaan bisa saja diretas oleh penipu atau penjahat dan informasi pengguna dicuri serta digunakan untuk kejahatan atau aktivitas ilegal.
Kasus yang sering terjadi ialah tiba-tiba adanya sebuah pinjaman uang dengan menggunakan identitas pengguna tertentu, semisal dari pinjaman online (pinjol) yang tidak diketahui oleh pemilik identitas.
Tentu saja, hal ini merugikan pemilik identitas sebab tidak mengajukan pinjaman, tetapi tiba-tiba memiliki sebuah utang.
Risiko lainnya ialah di mana orang tidak bertanggung jawab menggunakan data pengguna, untuk melakukan aktivitas melanggar hukum.
Kaspersky menegaskan, semakin banyak layanan online yang menggunakan verifikasi identitas dengan cara foto tersebut, semakin besar risiko data foto selfie dan kartu identitas dicuri atau bocor.
Tips Mengurangi Risiko Kebocoran Data Pribadi
Meski memiliki risiko, tetapi pengguna selalu terbentur dalam pertaruhan yang telah disebutkan. Kendati demikian, hal terbaik yang bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi, sebagai berikut:
Mempelajari Kebijakan Privasi Perusahaan
Sebelum pengguna mengirimkan data selfie dan KTP, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu tentang kebijakan privasi perusahaan.
Pastikan memiliki informasi oleh siapa data akan di proses dan berapa lama data tersebut tersimpan, serta apakah ada kebijakan perusahaan meneruskan informasi ke penegak hukum, pihak ketiga dan lain sebagainya.
Selidiki Riwayat Perusahaan
Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui, apakah perusahaan pernah mengalami kebocoran data pelanggannya dan berapa kali terjadi serta bagaimana tanggapan perusahaan tersebut.
Untuk menelusurinya, Anda bisa mencari di internet semisal nama perusahaan kebocoran data atau hal yang berkaitan.
Tambahkan Watermark di Foto Selfie
Hal sederhana ini memiliki fungsi untuk mencegah, data digunakan di layakan lain sebab ada watermark yang menjadi sebuah tanda.
Mengirim Data Langsung ke Situs Web Resmi
Jangan gunakan aplikasi perpesanan atau email untuk mengirim data pribadi.