Benarkah Alergi Dingin Tanda Autoimun? Simak Penjelasan Ilmiahnya

Senin 18 Nov 2024, 12:04 WIB
Ilustrasi. Berikut ini adalah penjelasan ilmiah terkait alergi dingin dan autoimun yang perlu diketahui. (Freepik/benzoix)

Ilustrasi. Berikut ini adalah penjelasan ilmiah terkait alergi dingin dan autoimun yang perlu diketahui. (Freepik/benzoix)

Beberapa jenis penyakit autoimun memang diketahui dapat memengaruhi kulit, salah satunya adalah urtikaria autoimun atau urtikaria kronis, yang gejalanya bisa mirip dengan alergi dingin.

Namun, meskipun keduanya sama-sama melibatkan sistem imun, alergi dingin tidak selalu menunjukkan bahwa seseorang menderita gangguan autoimun. 

Alergi dingin dapat terjadi pada individu tanpa adanya kelainan autoimun yang mendasarinya.

Tapi, ada beberapa kondisi autoimun yang terkait dengan reaksi terhadap suhu dingin, antara lain:

-  Sindrom Sjögren: Gangguan autoimun yang memengaruhi kelenjar tubuh, sering menyebabkan gejala kekeringan pada mata dan mulut, dan kadang-kadang dapat menyebabkan sensitivitas terhadap dingin.

-  Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): Salah satu bentuk penyakit autoimun yang dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk reaksi terhadap suhu dingin, seperti pembengkakan dan nyeri pada sendi yang semakin parah pada cuaca dingin.

Penelitian tentang hubungan antara alergi dingin dan gangguan autoimun masih terbatas. 

Beberapa peneliti berpendapat bahwa pada pasien dengan gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh mungkin sudah "terlatih" untuk lebih aktif, sehingga respons terhadap rangsangan eksternal, termasuk suhu dingin, bisa lebih ekstrem.

Penelitian Ilmiah Mengenai Alergi Dingin

Beberapa penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa urtikaria dingin bisa terjadi sebagai kondisi yang berdiri sendiri (idiopatik) atau sebagai bagian dari gangguan autoimun atau kondisi medis lainnya.

- Penelitian oleh Zuberbier et al. (2010) menyatakan bahwa urtikaria dingin idiopatik (tanpa penyebab yang jelas) lebih umum pada wanita muda dan dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stres, infeksi, atau bahkan konsumsi obat-obatan tertentu. 

Mereka juga menyarankan agar pasien yang mengalami urtikaria dingin kronis menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan tidak ada gangguan autoimun yang mendasarinya.

- Penelitian oleh O'Donnell et al. (2016) menyatakan bahwa urtikaria dingin dapat dipicu oleh penurunan suhu yang tiba-tiba atau paparan air dingin. 

News Update