Dharma Pongrekun Sebut Banjir Bukanlah Musibah: Alam Sedang Mencari Keseimbangan

Minggu 17 Nov 2024, 23:54 WIB
Sejumlah pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil dan Suswono, nomor urut dua Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, nomor urut tiga Pramono Anung dan Rano Karno Si 'Doel' Saat menyampaikan visi dan misi debat terakhir Pilkada Provinsi DKI Jakarta 2024 di Grand Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). KPU DKI Jakarta menetapkan tema debat ketiga atau terakhir yakni Tata Kota dan Perubahan Iklim pada Pilkada 2024 yang digelar Grand Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat. Poskota/Ahmad Tri Hawaari

Sejumlah pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil dan Suswono, nomor urut dua Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, nomor urut tiga Pramono Anung dan Rano Karno Si 'Doel' Saat menyampaikan visi dan misi debat terakhir Pilkada Provinsi DKI Jakarta 2024 di Grand Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). KPU DKI Jakarta menetapkan tema debat ketiga atau terakhir yakni Tata Kota dan Perubahan Iklim pada Pilkada 2024 yang digelar Grand Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat. Poskota/Ahmad Tri Hawaari

POSKOTA.CO.ID - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 02 Dharma Pongrekun menyebut banjir bukanlah sebuah musibah, melainkan cara alam bekerja untuk mencari keseimbangan.

Hal itu disampaikan Dharma menjawab pertanyaan Cawagub nomor urut 03 Rano Karno alias Bang Doel soal mengatasi banjir di Jakarta.

"Banjir sebenarnya bukanlah musibah ketika alam sedang mencari keseimbangannya. Sebenarnya kalau kita menyikapi bahwa banjir ini adalah hadiah dari Tuban maka kita memmanage, mengelolanya dengan arif, bijaksana," kata Dharma.

Namun, Purnawiaran Polri ini telah menyiapkan langkah mengatasi banjir di Jakarta. Dirinya akan menyelesaikan masalah banjir mulai dari hulu.

"Kita tahu bahwa Jakarta adalah daerah cekungan yang 40 persen itu berada di (bawah) permukaan air, Sehingga perlu penanganan yang komprehensif dimulai dari Citarum sampai dijadikan taman hutan kembali supaya penyerapan air maksimal," ucapnya.

"Lalu, kita siapkan kolam pipi monyet untuk menyimpan air yang dikirim, jangan setiap kali banjir kita menganggap bencana, setiap kali banjir kita menganggap musibah," sambungnya.

Selain itu, langkah lain yang akan dilakukan yaitu dengan menormalisasi sungai-sungai yang ada. Langkah ini dinilai tepat dalam menangani banjir di Jakarta.

"Di minggu pertama kami menjabat, kami akan memulai program naturalisasi di 13 sungai di Jakarta. Langkah ini mencakup penghijauan dengan menanam hutan di sepanjang pinggir sungai agar sungai-sungai tersebut menjadi lebih layak, bahkan untuk konsumsi," ucapnya.

Selain itu, Dharma juga akan membangun kolam 'Pipi Monyet' sebagai waduk kering untuk menampung air hujan dan banjir kiriman dari Jawa Barat.

"Air hujan yang ditampung, sebagai air tawar, dapat dimanfaatkan menjadi air bersih menggunakan teknologi modern yang terhubung dengan sistem pipanisasi ke PDAM. Dengan demikian, warga Jakarta tidak perlu lagi khawatir soal pelarangan penggunaan air tanah karena solusinya sudah tersedia," tuturnya.

Purnawirawan Polri ini juga akan membangun kolam penampungan di lokasi strategis seperti di taman-taman kota.

Berita Terkait
News Update